Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Fokus Pulihkan Akses dan Infrastruktur Pascabencana di Sumatra Barat

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Pemerintah Fokus Pulihkan Akses dan Infrastruktur Pascabencana di Sumatra Barat
Foto: (Sumber : Petugas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat mengoperasikan eskavator untuk menimbum jalan yang amblas akibat banjir bandang di Nagari Saniangbaka, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Minggu (30/11/2025). ANTARA FOTO/Wawan Kurniawan/Lmo/nz/pri.)

Pantau - Pemerintah mempercepat pemulihan akses dan infrastruktur di Sumatra Barat setelah penanganan intensif selama tiga hari menunjukkan perkembangan signifikan menurut Kepala BNPB Suharyanto.

Penanganan bencana di Sumbar dilaporkan lebih cepat memasuki fase pemulihan berkat kondisi cuaca yang membaik dan dukungan Operasi Modifikasi Cuaca.

Kepala BNPB Suharyanto mengungkapkan, "Sumatera Barat sudah lebih pulih di hari ketiga."

Ia menambahkan, "Apalagi sekarang tidak ada hujan, dan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) masih terus dilakukan," ungkapnya.

BNPB mencatat total 129 korban jiwa, 118 orang masih hilang, dan 16 warga mengalami luka-luka.

Di Padang Pariaman, sebagian besar pengungsi mulai kembali ke rumah untuk membersihkan sisa material banjir.

Kabupaten Agam menjadi daerah paling terdampak dengan laporan 87 korban meninggal dan 76 orang hilang.

Delapan kabupaten/kota terdampak bencana meliputi Agam, Solok, Pesisir Selatan, Padang, Padang Panjang, Pariaman, Tanah Datar, dan Bukittinggi.

Jumlah pengungsi mencapai 77.918 jiwa dengan pola sebagian membersihkan rumah pada siang hari dan kembali ke posko pada malam hari.

Kerusakan infrastruktur yang menjadi prioritas antara lain jembatan putus, jalan amblas, serta terganggunya jalur transportasi nasional dan provinsi.

Jalur nasional yang masih terputus berada di Padang Panjang dan Sicincin.

Bantuan logistik yang disalurkan mencakup sembako, perlengkapan kebersihan, makanan siap saji, selimut, tenda, dan alat berat seperti excavator.

Seluruh personel BNPB telah berada di titik terdampak dan bekerja bersama Forkopimda.

Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan, "Sudah empat hari mereka berada di lapangan dan seluruh kegiatan berjalan sesuai rencana," ia menegaskan.

Upaya Lapangan dan Penggunaan Armada

Penggunaan armada udara dilakukan secara terbatas karena jalur darat masih dapat diakses.

Armada yang dikerahkan meliputi satu helikopter BNPB, satu pesawat fixed wing, dan satu helikopter Basarnas.

Posko Terpadu Sumbar mengerahkan 131 personel untuk menangani banjir, galodo, sedimentasi sungai, serta perbaikan irigasi.

Fokus lain adalah pemulihan aliran sungai dan distribusi air bagi permukiman serta lahan pertanian.

Alat berat seperti excavator, mini excavator, dan long arm excavator digunakan, sementara beberapa lokasi memakai alat manual seperti cangkul dan sekop.

Peringatan Cuaca dan Imbauan BMKG

Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan melaporkan bahwa Ex-Siklon Tropis Senyar telah menjauhi Indonesia.

Namun Sumbar masih berada pada puncak musim hujan hingga Desember.

Desindra mengungkapkan, "Dinamika atmosfer seperti IOD, suhu muka laut, dan konvergensi angin masih aktif menyuplai uap air, sehingga memicu pertumbuhan awan hujan dalam sepekan ke depan," ujarnya.

BMKG mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan, memantau kondisi lingkungan, dan mulai pulang secara bertahap dari posko.

Daerah yang diminta meningkatkan kewaspadaan mencakup Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Bukittinggi, Tanah Datar, Padang Panjang, Padang Pariaman, Pariaman, Padang, Pesisir Selatan, Pasaman, Lima Puluh Kota, Payakumbuh, Sawahlunto, Kabupaten Solok, Kota Solok, dan Solok Selatan.

BMKG menegaskan, "Penting bagi seluruh pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan agar risiko bencana hidrometeorologi dapat ditekan seminimal mungkin," ungkapnya.

Penulis :
Aditya Yohan