
Pantau - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, masih menghadapi kendala besar dalam penanganan bencana alam yang melanda wilayah tersebut, terutama dalam hal ketersediaan logistik dan peralatan darurat untuk evakuasi korban serta kebutuhan pengungsi.
Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmat Lasmono, menyampaikan bahwa hingga kini masih dibutuhkan puluhan alat berat, mobil tangki air, genset, dan torrent untuk mendukung proses evakuasi dan distribusi bantuan.
" Alat ini sangat dibutuhkan untuk membuang materi tanah dalam pencarian korban hilang, bersihkan jalan, mendistribusikan air bersih, untuk penerapan dan lainnya ", jelasnya.
Kekurangan Peralatan dan Logistik Dasar Hambat Penanganan
Selain peralatan utama, Kabupaten Agam juga mengalami kekurangan WC portable, bahan bakar minyak (BBM) untuk alat berat dan logistik lainnya, kawat bronjong untuk penanganan titik longsor, serta senter untuk operasi malam hari.
Untuk kebutuhan pangan, masih diperlukan bahan pokok, makanan bayi, dan susu bayi bagi para pengungsi.
Kebutuhan sandang seperti pakaian dalam, perlengkapan mandi, dan perlengkapan salat juga belum mencukupi.
" Kita juga kekurangan peralatan masak dan peralatan makanan ", tambah Rahmat.
Untuk ibu dan anak, masih dibutuhkan perlengkapan bayi, popok, serta kebutuhan khusus wanita.
Pengungsi juga sangat membutuhkan hunian sementara, termasuk selimut, kasur, dan bantal.
Di bidang kesehatan, stok obat-obatan, perlengkapan P3K, masker, dan vitamin masih sangat terbatas.
Trauma Healing Dibutuhkan, Bencana Landa 16 Kecamatan
BPBD Agam juga menyoroti pentingnya layanan trauma healing dan dukungan psikososial untuk para korban, terutama anak-anak dan keluarga yang terdampak secara emosional.
Layanan yang dibutuhkan antara lain tenaga pendamping psikososial, kegiatan trauma healing anak, ruang ramah anak, alat permainan edukatif, serta konseling keluarga.
Bencana yang melanda Kabupaten Agam disebabkan oleh curah hujan tinggi yang memicu tanah longsor, banjir bandang, banjir, pohon tumbang, dan angin kencang di 16 kecamatan.
Data terakhir mencatat 130 orang meninggal dunia, 71 orang masih dinyatakan hilang, 6.300 orang mengungsi, dan 25 orang sedang dirawat di rumah sakit.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf








