
Pantau - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Timur mencatat sebanyak 10.715 rumah dan fasilitas umum mengalami kerusakan akibat banjir besar yang melanda wilayah tersebut sejak Rabu, 26 November 2025.
Selain kerusakan bangunan, banjir juga menyebabkan 1.200 warga mengalami luka-luka, terdiri dari 894 luka ringan dan 306 luka berat, serta 47 orang meninggal dunia.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Timur, Afifullah, menyampaikan bahwa data ini masih bersifat sementara dan akan terus diperbarui sesuai perkembangan kondisi lapangan.
Para korban luka saat ini dirawat di fasilitas kesehatan yang masih berfungsi maupun di pos medis darurat yang tersebar di sejumlah titik pengungsian.
Ribuan Rumah Rusak, Infrastruktur Lumpuh, dan Ribuan Warga Mengungsi
Dari total 10.715 unit yang terdampak, 3.823 unit mengalami kerusakan berat, 3.316 unit rusak sedang, dan 3.576 unit rusak ringan.
Kerusakan tak hanya menimpa rumah warga, tetapi juga infrastruktur penting seperti jembatan, jalan, sekolah, rumah ibadah, meunasah, dermaga, serta berbagai fasilitas layanan publik lainnya.
Akibat kerusakan ini, aktivitas perekonomian, pendidikan, dan pelayanan masyarakat di berbagai wilayah lumpuh total.
Jumlah warga terdampak banjir tercatat sebanyak 235.127 jiwa dari 55.483 keluarga.
Dari angka tersebut, 204.867 jiwa dari 47.094 keluarga terpaksa mengungsi, sementara 33.752 jiwa dari 8.543 keluarga lainnya memilih bertahan di rumah.
Sebanyak 820 titik lokasi pengungsian tersebar di berbagai kecamatan, meliputi meunasah, sekolah, gedung publik, hingga rumah warga yang masih layak digunakan sebagai tempat berlindung.
Ratusan Desa Terendam, Banyak Wilayah Terisolir
Banjir melanda 413 desa (gampong) di 24 kecamatan dengan ketinggian air yang bervariasi antara 10 sentimeter hingga 3 meter.
Banyak wilayah hingga kini masih terisolir akibat jembatan rusak, jalan putus, dan longsor yang menghalangi akses keluar masuk.
Proses penanganan darurat di lapangan juga mengalami banyak kendala, seperti padamnya listrik di sejumlah wilayah, terganggunya transportasi akibat keterbatasan BBM, jaringan komunikasi yang terputus, kekurangan perahu karet untuk evakuasi, serta terhambatnya jalur distribusi bantuan.
BPBD Aceh Timur menegaskan bahwa seluruh unsur penanggulangan bencana masih bekerja maksimal di lapangan.
Prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan warga, melakukan evakuasi, dan memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.
- Penulis :
- Gerry Eka








