
Pantau - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan bahwa Indonesia akan memfokuskan program swasembada pada tiga komoditas pangan utama—gula, telur, dan daging ayam—pada tahun 2026, menyusul keberhasilan swasembada beras dan jagung yang ditargetkan tercapai di akhir 2025.
Pemerintah menilai bahwa setelah beras dan jagung, komoditas gula menjadi prioritas utama karena kebutuhan nasionalnya sangat tinggi, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan industri strategis.
“Kita tahun ini swasembada beras sama jagung, tahun depan kita pertahankan tentunya ya beras sama jagungnya. Nah ke depan (tahun 2026) Presiden (Prabowo Subianto) menginginkan ke depan kita swasembada gula,” ungkap Sudaryono.
Presiden Prabowo disebut telah memberikan arahan agar swasembada gula menjadi program prioritas nasional di tahun depan.
Dorong Pemerataan Produksi Pangan dan Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Sudaryono menjelaskan bahwa pada 2026, Kementerian Pertanian akan menjalankan dua program besar sekaligus, yakni peningkatan produksi gula serta percepatan swasembada protein hewani, khususnya telur dan daging ayam.
Fokus produksi telur dan daging ayam akan diarahkan ke luar Pulau Jawa.
Langkah ini dilakukan karena saat ini pasokan protein hewani nasional masih sangat bergantung pada produksi dari wilayah Jawa.
Pemerintah menargetkan setiap pulau dan provinsi memiliki ketahanan pangan masing-masing demi mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta mencegah potensi kekurangan pasokan pangan di masa depan.
Sebagai bentuk konkret, Kementerian Pertanian telah menyiapkan program pengembangan peternakan ayam dan telur di 13 provinsi luar Jawa serta di wilayah Jawa Timur.
Program tersebut akan melibatkan berbagai pihak seperti BUMN, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, dan para peternak lokal.
Selain fokus pada swasembada pangan, pemerintah juga mendorong hilirisasi komoditas pertanian, khususnya untuk 11 komoditas hortikultura dan perkebunan.
“Mulai tahun ini sebetulnya, itu namanya hilirisasi pertanian khususnya untuk komoditi hortikultura dan perkebunan. Ada 11 komoditi, ada kelapa dalam, kelapa sawit, kakao, kopi, pala, lada, gambir, dan lain-lain,” ujar Sudaryono.
Tujuan hilirisasi adalah untuk meningkatkan nilai tambah produk dan memperluas ekspor produk olahan pertanian ke pasar global.
Sudaryono juga menegaskan bahwa sektor pertanian adalah keunggulan komparatif Indonesia karena kompetitif, menyerap banyak tenaga kerja, inklusif untuk semua kalangan, dan berpotensi menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Pengumuman Swasembada Beras dan Jagung Dijadwalkan 31 Desember 2025
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyatakan bahwa pemerintah akan mengumumkan swasembada beras dan jagung secara resmi di akhir tahun 2025.
“(Swasembada) komoditas beras dan jagung. Iya, akhir tahun. Nanti biar Pak Mentan yang umumkan,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pengumuman swasembada akan dilakukan pada tanggal 31 Desember 2025 pukul 12.00 WIB.
“Insya Allah kita berdoa, kita bisa umumkan swasembada nanti. Di tanggal 31 Desember jam 12.00 kita umumkan bahwa Indonesia swasembada,” ucap Amran.
Proyeksi produksi padi nasional meningkat dari 30 juta ton pada tahun 2024 menjadi 34,7 juta ton pada 2025.
Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Perum Bulog juga telah mencapai 4 juta ton, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri tanpa perlu impor lagi.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







