
Pantau - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi mencatat sebanyak 22 ribu mahasiswa terdampak langsung bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Data Sementara dan Pendampingan Mahasiswa
Data tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendiktisaintek Khairul Munadi di Kota Padang sebagai catatan terakhir sementara.
Penyampaian data dilakukan di sela penyerahan bantuan Kemendiktisaintek kepada mahasiswa Universitas Andalas yang terdampak bencana.
Mahasiswa terdampak berada dalam kondisi yang bervariasi mulai dari terkena langsung bencana, mengalami kerusakan tempat tinggal, hingga orang tua mahasiswa yang menjadi korban.
Kondisi orang tua mahasiswa yang terdampak bencana berpotensi memengaruhi pembiayaan pendidikan mahasiswa.
Kemendiktisaintek menyatakan data jumlah mahasiswa terdampak belum sepenuhnya valid karena sejumlah perguruan tinggi masih terus memperbarui pendataan.
Sebagian mahasiswa terdampak juga dilaporkan telah berangsur kembali ke rumah masing-masing.
Kemendiktisaintek memastikan akan terus hadir mengawal proses pendataan agar mahasiswa korban dan penyintas bencana memperoleh bantuan sesuai skala prioritas.
Respons Cepat Universitas Andalas
Rektor Universitas Andalas Efa Yonnedi menyampaikan bahwa UNAND bergerak cepat sejak awal bencana terjadi.
Universitas Andalas mendirikan posko tanggap darurat bagi civitas academica dan masyarakat sekitar kampus.
Posko tersebut dimanfaatkan sebagai pusat distribusi logistik, alat kesehatan, dan obat-obatan.
UNAND juga mengirimkan dokter dan tenaga medis ke Kabupaten Agam yang merupakan wilayah terdampak terparah di Sumatera Barat.
Universitas Andalas mendirikan posko komando medis di Kabupaten Agam sebagai penghubung dengan perguruan tinggi lain di luar Sumatera Barat.
Langkah tersebut dilakukan untuk mempercepat penanganan dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di wilayah terdampak.
- Penulis :
- Aditya Yohan








