Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Universitas Hasanuddin Kerahkan Tim Medis Perkuat Layanan Kesehatan Pascabencana di Aceh Tengah

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Universitas Hasanuddin Kerahkan Tim Medis Perkuat Layanan Kesehatan Pascabencana di Aceh Tengah
Foto: (Sumber: Tim Medis FK Unhas tengah mempersiapkan berbagai obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan medis warga terdampak bencana di Sumatera dan Aceh.ANTARA/HO-Unhas.)

Pantau - Universitas Hasanuddin memfokuskan program pengabdian kepada masyarakat atau PKM untuk memperkuat layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak bencana di wilayah Aceh dan Sumatra melalui penugasan Tim Medis Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Program PKM tersebut berada di bawah koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Hasanuddin serta didukung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Anggota Tim Medis Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dr Muhammad Phetrus Johan PhD melaporkan bahwa tim yang berjumlah sembilan orang telah tiba di Kabupaten Aceh Tengah pada Selasa.

Setibanya di lokasi, tim langsung melakukan koordinasi awal untuk memetakan wilayah kerja dan menentukan lokasi prioritas pelayanan medis sesuai kebutuhan masyarakat pascabencana.

Berdasarkan hasil koordinasi awal, Tim Medis Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ditugaskan menjangkau wilayah kerja Puskesmas Ketapang di Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah.

dr Muhammad Phetrus Johan menyampaikan, “Berdasarkan hasil koordinasi awal, tim Medis FK Unhas diamanahkan untuk menjangkau wilayah kerja Puskesmas Ketapang di Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah,” ungkapnya.

Wilayah Puskesmas Ketapang diketahui belum pernah terjangkau relawan medis dari luar daerah.

Kondisi wilayah tersebut juga ditandai keterbatasan akses layanan kesehatan dan kekurangan obat-obatan primer pascabencana.

Kondisi itu dijelaskan dengan pernyataan, “Wilayah ini diketahui belum pernah terjangkau relawan medis dari luar daerah serta mengalami keterbatasan akses layanan kesehatan dan kekurangan obat-obatan primer pasca bencana,” ungkapnya.

Pelayanan kesehatan dilaksanakan selama dua hari dengan fokus pada pelayanan kesehatan primer, distribusi obat-obatan, serta asesmen kondisi kesehatan masyarakat terdampak.

Pendekatan tersebut dilakukan untuk menjawab kebutuhan kesehatan dasar masyarakat di wilayah yang sulit dijangkau.

Tim Medis Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin melanjutkan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk memperkuat persiapan layanan medis di Kabupaten Aceh Tengah.

Tim pertama diberangkatkan menuju Desa Jamat di Kecamatan Linge yang kondisi masyarakatnya pascabencana tergolong memprihatinkan.

Masyarakat Desa Jamat menghadapi keterbatasan akses transportasi, kesulitan menjangkau fasilitas kesehatan, serta kekurangan air bersih dan kebutuhan dasar lainnya.

Di desa tersebut, tim memfokuskan kegiatan pada pemetaan masalah kesehatan pascabencana serta pemberian pelayanan medis awal.

Pelayanan yang diberikan mencakup pemeriksaan kesehatan dasar dan penilaian awal kondisi kesehatan warga terdampak.

Kehadiran tim medis diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dan menjaga keberlangsungan layanan kesehatan di wilayah terdampak bencana.

Tim kedua bergerak menuju Desa Rusip di Kecamatan Silih Nara dengan fokus kegiatan trauma healing.

Trauma healing difokuskan terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan yang mengalami kecemasan, ketakutan, hingga gangguan emosional pascabencana.

Pada Kamis, 18 Desember, Tim Medis Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin melanjutkan kegiatan ke Desa Kalasegi di Kecamatan Bintang.

Perjalanan menuju Desa Kalasegi dilakukan menggunakan perahu dengan waktu tempuh sekitar dua jam.

Dalam pelaksanaan pelayanan, tim mendirikan tiga pos layanan kesehatan.

Tiga pos tersebut meliputi Pos Pemeriksaan Tanda Vital, Pos Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik, serta Pos Farmasi.

Sebanyak 46 pasien yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak menerima pelayanan medis.

Selain pelayanan kesehatan, tim juga mencatat kebutuhan lanjutan masyarakat berupa bantuan pakaian dan sembako.

Pencatatan kebutuhan dilakukan karena kondisi wilayah yang masih terisolasi pascabencana.

Penulis :
Aditya Yohan