
Pantau.com - Sebuah fakta baru terkait drama kecelakaan Setya Novanto terkuak di persidangan. Dalam kesaksian perawat RS Medika Permata Hijau bernama Indri Astuti, Novanto disebut sempat membentak perawat dan meminta obat merah serta perban saat berada di ruang perawatan VIP rumah sakit tersebut.
"Sebelum saya keluar kamar itu, pasien mengatakan 'Kapan saya diperban?' yang tadinya dia diam saja, saya kaget, kenapa dia mengatakan 'kapan saya diperban?', Kok nanyanya seperti itu? Nadanya agak membentak, saya katakan ke pasien tunggu sebentar Pak saya ikut dokter visit dulu," kata Indri saat bersaksi untuk dokter Bimanesh Sutarjo di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (2/3/2018).
Baca juga: Hak Politik Setnov Dicabut Selama 5 Tahun? Ini Tanggapan Firman Wijaya
Indri menuturkan, saat dirinya tengah berada di konter suster, tiba-tiba datang pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, yang lalu memberikan data Novanto.
"Saya lalu ke dokter Bimanesh di konter suster yang sedang membuat catatan dokter, kita berhadap-hadapan lalu datang Pak Frederich, salaman dengan dokter Bima dan saya, kemudian pengacara itu memberikan data resume pasien dari RS sebelumnya seperti rontgen," ungkap Indri.
Indri pun memberanikan diri untuk melaporkan permintaan Setnov kepada Bimanesh.
"Dok, ini kan ada injeksi, pasang infus ya dok, dok itu memang diperban lukanya? Dokter Bimanesh mengatakan ya sudah diperban saja demi kenyamanan pasien," ujar Indri.
Indri pun melaksanakan perintah Bimanesh itu bersama dengan rekannya yang sedang berjaga di ruang VIP.
"Saya suruh Nurul ambil Betadine dan kassa untuk membersihkan luka. Saya ke kamar pasien membersihkan lukanya dengan betadine. Tapi saya dikejutkan kembali dengan kata-kata si pasein, dia minta obat merah. Saya makin bingung saja ini orang maunya apa? Obat merah tidak ada di rumah sakit, apa ini kok obat merah, lukanya tidak ada berdarah-darah, saya kebawa suasana jadi agak ketus sama pasien," ucap Indri.
Baca juga: Kopi Susu Setya Novanto Jelang Sidang Tuntutan e-KTP
Indri pun mengaku melakukan tugasnya dengan tangan gemetar lantaran dirinya mengetahui bahwa tindakannya itu salah.
"Saya melakukan dengan tangan gemetar karena tidak mau melakukannya, lalu akhirnya saya pakaikan Betadine, lalu salepnya, kemudian ada luka juga di kiri kemudian di siku juga, karena memang ada luka lecet sebelah kiri, sama di tangan kiri deket sikut tapi berdarah," ungkap Indri.
Rekan Indri, Nurul Rahmanuari juga memberikan keterangan yang serupa.
"Aku tanya sama kak Indri, yang kiri (diperban) juga? Katanya Kak Indri sudah tutup saja, tapi lukanya cuma sedikit, jadi akhirnya tidak usah dikasih perban, lalu pasang infus ditangan sebelah kanan. Saya memang sedang 'sakit' kata bapaknya, saat infus dipasang, aku diem saja," kata Nurul.
- Penulis :
- Adryan N
