
Pantau.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumpamakan metode cuci otak (brain wash) yang dikembangkan Mayjen TNI Dr.dr.Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) seperti pil plasebo atau pil palsu.
Pil palsu yang dimaksud cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan psikologis pasien yang percaya bahwa obat yang ia konsumsi memiliki efek positif, namun faktanya tidak memiliki khasiat apapun.
"Testimoni (pasien dr Terawan) orang dikasih plasebo itu istilahnya sebenarnya tidak ada kandungannya, kosong, itu karena faktor psikologis bisa aja merasa baik," ujar Ketua IDI dr Daeng M Faqih kepada Pantau.com, Rabu (4/4/2018).
Baca juga: Dipecat IDI, Dokter Terawan Tak Bisa Praktik Lagi
Sehingga, kata dia, suatu ilmu atau metode kedokteran tidak bisa diukur hanya dari banyaknya testimoni keberhasilan, namun harus melalui berbagai pengujian, terlebih jika testimoni tersebut merupakan kegagalan.
"Kedokteran itu sangat ketat ini melihat kebenaran ilmiah itu, harus berdasarkan penelitian yang akurat kan, yang memang masih dipertanyakan tentang penelitian yang akurat," ucapnya.
Baca juga: Sosok Dokter Terawan, dari Yogyakarta Hingga Dipecat IDI
"Jadi kalau yang ditanya itu harus berdasarkan penelitian bukan testimoni," sambungnya.
Daeng menambahkan, cara kerja pil plasebo, metode cuci otak (brain wash) yang diterapkan dr Terawan juga hingga kini masih menjadi perdebatan publik, karena dianggap membohongi pasien, karena meminta pasien percaya metodenya dapat menyembuhkan.
- Penulis :
- Adryan N