
Pantau.com - Tim Investigasi Kasus Nduga Papua menemukan indikasi terjadinya dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada kegiatan operasi militer yang dilakukan aparat penegak hukum pasca serangan terhadap pekerja PT Istaka Karya oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Pelanggaran HAM yang terjadi yakni puluhan ribu warga terpaksa mengungsi lantaran kehilangan tempat tinggal akibat operasi militer itu dan adanya tindak kekerasan yang dilakukan aparat.
"Warga terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka di beberapa distrik karena khawatir akan menjadi korban dari operasi tersebut," ucap Juru Bicara Tim Investigasi Kasus Nduga Papua, Theo Hasegem di Kantor Amnesti International, Jakarta, Jumat (29/3/2019).
Baca juga: Pasukan TNI Dua Kali Diserang KKB di Nduga Papua
Dari catatannya, kata Theo, masyarakat yang mengungsi tersebar di 10 distrik di Kabupaten Nduga. Paling banyak terdapat di Distrik Jigi dan Yal yang mencapai sekitar 10 ribu jiwa.
"Distrik Mapenduma (4.276 jiwa), Distrik Mugi (4.369 jiwa), Distrik Jigi (5.056 jiwa), dan Distrik Yal (5.021 jiwa), Distrik Mbulmu Yalma (3.775 jiwa), Distrik Kagayem (4.238 jiwa), Distrik Nirkuri (2.982 jiwa), Distrik Inikgal (4.001 jiwa), Distrik Mbua (2.021 jiwa), dan Distrik Dal (1.704 jiwa)," papar Theo.
Tak hanya kehilangan tempat tinggal, lanjut Theo, pihaknya juga menemukan adanya tindak kekerasan kepada masyarakat yang terjadi di Distrik Mbua. Bahkan, beberapa di antaranya merupakan anak-anak.
"Beberapa masyarakat juga sempat dipukul dengan senjata hingga mengalami luka bocor di bagian kepala," ungkap Theo.
Baca juga: TNI dan KKB Baku Tembak di Papua, 12 Orang Tewas
Dengan adanya tindak pelanggaran HAM, Theo meminta kepada pemerintah untuk mengevaluasi penempatan aparat keamanan di Kabupaten Nduga, Papua. Bahkan, ia juga mendesak pemerintah untuk menarik semua pasukan militer dari sana.
Sebab, banyak masyarakat yang ditemuinya di sana enggan kembali ke rumah, jika masih ada aparat keamanan yang berada di daerah tersebut.
"Kami tidak mau masuk kampung kami apabila tentara masih berada di daerah kami," singkat Theo menirukan pernyataan masyarakat Nduga.
- Penulis :
- Adryan N