
Pantau.com - Adanya klaim dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang mengatakan kasus chat mesum Habib Rizieq sudah di berhentikan oleh kepolisian, dinilai Pengamat Politik Yunarto Wijaya merugikan pihak Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, jika Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3) dikeluarkan, seakan membuktikan adanya kriminalisasi terhadap ulama.
"Tetapi di dalam sisi lain jadi sebuah kemenangan bagi HRS seolah-olah bahwa membenarkan bahwa chat mesum itu adalah kebohongan, adalah upaya dari kekuatan politik untuk mengkriminalisasi dirinya," ujar Yunarto di FX Sudirman, Senayan, Jakarta, Rabu, 7 Juni 2018.
Baca juga: Slamet Ma'arif Klaim Kasus Chat Mesum Habib Rizieq Dihentikan
Lebih lanjut, Yunarto juga menjelaskan jika hal tersebut bisa menjadi buah simalakama bagi Presiden Jokowi.
"Kalau itu kemudian dikapitalisasi oleh kelompok pendukung HRS, ya itu bisa jadi sebuah kekuatan yang sangat besar. Jadi saya melihat ini bisa jadi buah simalakama buat Pak Jokowi," terang dia.
"Walaupun seharusnya tidak boleh (intervensi penyidikan) dalam konteks hukum gitu ya. Itu akan mempengaruhi Jokowi," sambungnya.
Direktur Eksekutif Charta Politika itu juga berkelakar jika pendukung Rizieq tak akan berpaling mendukung Jokowi, lantaran mereka sudah menganggap Jokowi anti Islam sejak 2014, sebelum kasus chat mesum Rizieq dengan Firza Husein tersebar di media sosial dan diproses hukum.
"Jadi menurut saya tidak terlalu besar buat Jokowi secara elektoral. Tetapi hanya lebih kepada gimana Jokowi terhindarkan dari isu kriminalisasi ulama. Itu aja," tutupnya.
- Penulis :
- Dera Endah Nirani