HOME  ⁄  Nasional

Sosiolog: Pancasila Bermakna Jika Program Pemerintah Menyentuh 5 Sila

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Sosiolog: Pancasila Bermakna Jika Program Pemerintah Menyentuh 5 Sila

Pantau.com - Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Imam Budidarmawan Prasodjo mengatakan pancasila hanya akan bermakna atau berkaitan langsung dengan masyarakat apabila program-program yang disusun pemerintah bisa menyentuh kelima sila itu sendiri.

"Dalam situasi pandemi COVID-19 saat ini kita harus melihat sejauh mana kebijakan-kebijakan pemerintah bisa menyentuh prinsip keadilan, kemanusiaan hingga rasa persatuan," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Kamis (1/10/2020).

Kebijakan-kebijakan pemerintah yang dimaksud, misalnya dari segi ekonomi harus bisa menyentuh apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Apalagi, kata Imam, kebijakan ekonomi saat ini harus betul-betul bisa mengamalkan atau merealisasikan butir-butir pancasila di tengah pandemi COVID-19.

Baca juga: Muhammadiyah Desak Hentikan Kontroversi PKI, Pancasila Bukan Ritual Saja

Bila kebijakan pemerintah bisa mengacu pada sila-sila pancasila dan mengaplikasikannya, maka barulah pancasila tersebut bermakna bagi masyarakat.

Saat ini masyarakat masih dan terus menunggu sejauh mana efektivitas program maupun anggaran yang akan digelontorkan pemerintah bisa menyentuh masyarakat yang terdampak COVID-19.

"Terutama bagi kelompok marjinal yang saat ini sudah berada di ambang batas garis kebutuhan pokok," katanya.

Baca juga: Jenderal Ahmad Yani: Oldsmobile 98, Harta Karun, dan G30S/PKI

Menurut dia, semua orang saat ini memang ikut terdampak COVID-19 tidak terkecuali para konglomerat. Namun, yang perlu diperhatikan saat ini ialah mereka yang berpenghasilan di bawah rata-rata atau tidak memiliki penghasilan tetap.

Dengan memerhatikan atau menggelontorkan kebijakan kepada kelompok marginal tadi, maka barulah sila kelima yaitu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki makna, ujarnya.

"Tentunya dengan prinsip-prinsip kemanusiaan," kata anggota Komisi Pemilihan Umum pusat periode 1999 hingga 2004 tersebut.

Penulis :
Noor Pratiwi