HOME  ⁄  Nasional

Soal Kendaraan Politik, Nama Jokowi Harus Selalu Diingat

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Soal Kendaraan Politik, Nama Jokowi Harus Selalu Diingat

Pantau.com - Dalam sebulan terakhir, nama Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo agaknya semakin menunjukkan eksistensi civilians valeu-nya. Tak ada salahnya jika ia diprediksi akan maju pada Pemilihan Presiden 2020. 

Menyita perhatian publik dengan menjadi Presidium gerakan moral Koalisi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), hingga menjadi viral setelah beradu argumen dengan Dandim Jakarta Selatan Kolonel Infanteri Ucu Yustiana saat acara tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu, 30 September 2020.

Baca juga: Rocky Gerung Beberkan Strategi Baru untuk Mengadang Gatot Nurmantyo

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun justru melihat bagaimana kendaraan politik dari Gatot Nurmantyo. Menurutnya, dari kalangan militer hanya Prabowo Subianto yang punya hal itu, dengan Partai Gerindra-nya. Nama-nama lain seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil dan juga Ganjar Pranowo.

"Tidak cukup dengan kendarannya KAMI. Soal kendaraan politik pasti save itu hanya Prabowo Subainto. Dia yang baru mempunyai kendaraan politik. Ganjar Pranowo tidak serta merta bisa menggunakan PDIP. Masih tergantung Mba Megawati, Puan Maharani," kata dia, seperti dikutip Pantau.com, dari channel YouTube Refly Harun.

"Anies Baswedan, Ridwan Kamil sama dengan Gatot Nurmantyo tidka punya partai politik, tapi potensial didukung parpol."

Lantas ia mencontohkan bagaimana sepakterjang Joko Widodo (Jokowi). Tanpa partai, mantan wali kota Solo itu mampu menembus ring 1 partai banteng moncong putih. Intinya, kata Refly, belum tentu efektif mendirikan parpol.

Baca juga: Polemik Pilkada di Tengah Pandemi, Waspada Klaster Baru Penyebaran COVID-19

"Joko Widodo notabene bukan orang partai politik sesungguhnya, walaupun masuk sebagai kader PDIP. Hanya menggunakan PDIP sebagai vihicle. SBY memang berdarah-darah membentuk parpol dan berhasil, seperti juga Prabowo. Namun bisa saja Gatot tetap dengan KAMI-nya, popularitas bertambah dan bertambah sehingga membawa dia ke puasaran elite pilpres 2024," papar mantan komut Pelindo I itu.

"Apalagi jika Presidential Threshold 0, perjuangan saya dan Bang Rizal Ramli. Maka disitulah pertarungan Baratayuda sesungguhnya terjadi. Karena tokoh-tokoh bisa bertarung bebas, mereka bisa menjadi calon presiden semuanya."

Penulis :
Widji Ananta