Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Benny Wenda Berilusi atau Berevolusi? Ingat, Arab Spring Juga Awalnya Remeh

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Benny Wenda Berilusi atau Berevolusi? Ingat, Arab Spring Juga Awalnya Remeh

Pantau.com - Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan, deklarasi pamerintahan Papua Barat dengan Presiden Benny Wenda hanya sebuah ilusi belaka. Ditegaskan pula, hal itu tidak perlu ditanggapi dengan penebalan pasukan.

Menanggapi hal itu, akademisi Rocky Gerung ikut buka suara. Menurutnya, deklrasi Benny Wenda adalah persoalan serius. Terbukti, sambungnya, dalam konferensi pers Menko Polhukam ditemani Panglima TNI, Polri, Mendagri, Ketua MPR, serta pejabat BIN.

Ia meminta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu untuk belajar dari perpolitikan dunia. Ia menegaskan, dunia aya bisa mengubah tatanan dunia. "Pak Mahfud kok tidak pernah belajar bawah Arab Spring dimulai dengan Twitter, Hong Kong dimulai dengan Twitter, Amerika juga dimulai dengan Twitter. Jadi jangan menganggap remeh sesuatu yang hanya bersifat online. Dunia ini berubah dengan sesuatu yang dianggap remeh," papar Rocky dalam channel YouTube-nya, yang dikutip Pantau.com, Sabtu (5/12/2020).

Baca juga: Benny Wenda Siap Temui Jokowi: Dengan Kedudukan Setara Negara dan Negara

Pria lulusan Universitas Indonesia itu menegaskan, pemerintah gagal mengendalikan opini publik. Menurutnya, keseriusan itu juga ditandai Menko Mahfud yang langsung melakoni jumpa pers. 

"Jadi kemampuan Istana mengendalikan opini publik sudah tidak bisa diandalkan lagi. Ini bukan remeh temeh. Kalau memang ilusi, ya biarkan saja Menteri Luar Negeri untuk memberikan klarifikasi, tapi pasti dianggap tidak punya kapasitas soal Papua," kata Rocky.

Kemudian sambungnya, kemampuan komunikasi Mahfud dianggap sangat standar. Perkataan ilusi yang keluar saat jumpa pers itu seperti sedang mencari celah untuk tetap tenang di tengah revolusi, yang pernah dilakukan Habib Rizieq Shihab.

"Di dalam politik orang membaca bahasa tubuh lebih baik daripada membaca tekstual. Papua itu kompleksitas sempurna dunia internasional. Dunia itu ingin mengambil keuntungan dari konflik internal itu," katanya.

Baca juga: Benny Wenda, Kontribusimu untuk Papua Dipertanyakan!

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menganggap Benny Wenda membuat negara ilusi dengan deklarasi pemerintahan sementara di Papua Barat yang dipimpinnya sendiri sebagai presiden.

"Menurut kami, Benny Wenda ini membuat negara ilusi, negara yang tidak ada dalam faktanya. Negara Papua Barat itu apa?" kata Mahfud, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis, 3 Desember 2020.

Mahfud menjelaskan syarat berdirinya sebuah negara setidaknya ada tiga, yakni rakyat, wilayah, dan pemerintah, kemudian ditambah pengakuan dari negara lain. "Negara itu syaratnya ada tiga. Syarat itu ada rakyat yang dia kuasai, ada wilayah dia kuasai, kemudian ada pemerintah. Dia tidak ada. Rakyatnya siapa? Dia memberontak. Wilayahnya kita menguasai. Pemerintah, siapa yang mengakui dia pemerintah? Orang Papua sendiri tidak juga mengakui," ucapnya.

rn
Penulis :
Widji Ananta