Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Jokowi Harap Prabowo Distribusikan Alkes Merata di Pemerintahan Selanjutnya

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Jokowi Harap Prabowo Distribusikan Alkes Merata di Pemerintahan Selanjutnya
Foto: Presiden Joko Widodo meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) di RSAB Harapan Kita, Jakarta, Senin (6/5/2024). (ANTARA/Yashinta Difa)

Pantau - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap agar alat kesehatan (alkes) di fasilitas kesehatan daerah dapat terdistribusi secara merata pada pemerintahan selanjutnya. 

Hal ini disampaikan oleh Jokowi dalam peresmian Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) di RSAB Harapan Kita, Jakarta, Senin (6/5/2024).

"Mengenai rumah sakit-rumah sakit yang belum dikirim Carhlab, MRI, Mamogram, apa lagi? Di puskesmas yang belum ada USG, IKG yang akan dikirim lagi ini betul-betul nanti segera bisa terlaksana, tentu tidak dalam masa pemerintahan saya, masa pemerintahan presiden baru," kata Jokowi.

Kemudian, Jokowi ingin pemerintah selanjutnya dapat memanfaatkan bonus demografi Indonesia pada beberapa tahun ke depan.

"Betul-betul semua terlaksana dan bonus demografi 68 persen tadi betul-betul bermanfaat bagi negara ini untuk melompat maju kita jadi negara maju dengan GDP ekonomi yang baik, GDP per kapita yang tinggi sesuai yang dimiliki negara-negara maju," sambungnya.

Lebih lanjut, Jokowi menyoroti mengenai tidak meratanya dokter spesialis di Indonesia. Jokowi mengungkapkan, sebanyak 59 persen dokter spesialis hanya terfokus di Pulau Jawa dan di kota, sementara Indonesia hanya menghasilkan 2.700 dokter spesialis per tahun.

"Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," tegasnya.

Jokowi mengingatkan, alat kesehatan yang telah terdistribusi di kabupaten maupun kota tidak akan berguna jika tidak didukung oleh kehadiran dokter spesialis.

"Jangan sampai peralatan yang tadi sudah sampe di kabupaten/kota, sudah sampe di provinsi tidak berguna gara-gara dokter spesialisnya yang tidak ada," ucapnya.

Oleh karena itu, Jokowi mendorong adanya penambahan jumlah lulusan dokter spesialis melalui pendidikan di kampus dan rumah sakit.

"Tadi disampaikan oleh Menteri Kesehatan ada 24 fakultas kedokteran dan ada 420 rumah sakit. Oleh sebab itu, kedua mesin ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yang sebanyak-banyaknya," imbuhnya.

(Laporan: Nur Nasy'a Dalila)

Penulis :
Ahmad Munjin