Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Sejarah Hari Peringatan Reformasi Nasional 21 Mei

Oleh Fithrotul Uyun
SHARE   :

Sejarah Hari Peringatan Reformasi Nasional 21 Mei
Foto: Bendera Indonesia (iStock)

Pantau - Tanggal 21 Mei diperingati sebagai Hari Peringatan Reformasi Nasional. Peringatan ini pun bertepatan dengan momentum Presiden Soeharto lengsel pada 21 Mei 1998. Begini sejarah Hari Peringatan Nasional Tersebut:

Awal Reformasi Indonesia 1998

Berdasarkan KBBI, reformasi memiliki arti perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Reformasi di Indonesia dimulai pada saat Soeharto menjabat sebagai Presiden kedua Indonesia sejak 1967 menggantikan Soekarno.

Soeharto menjabat selama 32 tahun memimpin Indonesia dan dianggap mampu menjaga stabilitas negaranya. Namun, kestabilitasan tersebut akhirnya goyah sehingga demonstrasi dan kerusuhan terjadi di mana-mana.

Sedangkan, menurut buku'Sejarah Pergerakan Nasional' yang ditulis Fajriudin Muttaqin dkk. Demo mahasiswa bermula saat krisis ekonomi melanda Indonesia pada 1998 sehingga reformasi terus disuarakan.

Masyarakat menuntut adanya reformasi karena krisis ekonomi yang menurunkan kepercayaan masyarakat kepada Soeharto yang dianggap sudah tidak dapat mengatasi masalah tersebut.

Soeharto diminta mahasiswa untuk turun dari jabatannya. Namun, Soeharto tetap dengan pendirian sampai melakuan reformasi pada tahun 2003.

Aksi demonstrasi terus bermunculan di sejumlah daerah seperti Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Ujungpadang dan beberapa daerah lainnya karena reformasi tak kunjung terlaksana.

Kemudian, salah satu lahirnya hari reformasi yakni tanggal 12 Mei, dimana kekacauab pecah saat mahasiswa Trisakti saat itu dihalangi menuju gedung DPR dan tanggal 12 Mei dikenal sebagai 'Tragedi Trisakti'.

Kekacauan tersebut pun membuat aparat keamanan mengeluarkan tembakan. Tetapi, tembakan tersebut bukan dari peluru karet melainkan peluru besi. Mahasiswa pun pergi menyelamatkan diri dan berlindung di gedung kampus Trisakti.

Beberapa mahasiswa Trisakti yang terkena tembakan dan gugur yakni Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977-1998), Hafidin Royan (1976-1998), dan Hendriawan Sie (1975-1998). Sedangkan, mahasiswa lain mengalami luka=luka dan dibawa ke RS Sumber Waras.

Lahirnya Hari Reformasi Nasional 21 Mei

Masih mengutip dari buku 'Sejarah Pergerakan Nasional', Ketua DPR/MPR Harmoko menyatakan Wakil Ketua dan Ketua Dewan setuju menggelar sidang paripurna pada 19 Mei 1998.

Hal tersebut melihat dari dampak demontrasi mahasiswa dan tragedi Trisakti. Sejumlah tokoh turun hadil pada sidang tersebut seperti Emha Ainun Nadjib, Megawati, Amien Rais, Yusril Ihza Mahendra, Nurcholis Madjid, dan tokoh lainnya.

Kemudian, pada Kamis 21 Mei 1998 Soeharto memutuskan untuk melepaskan jabatannya sebagai Presiden Indonesia.

"Saya memutusken untuk menyataken berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia terhitung sejak saya bacaken pernyataan ini, pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998," ucap Presiden Soeharto kala itu.

Berita terkait pengunduran diri Soeharto pun disambut gembira masyarakat. Terlepas dari segala kontroversinya, masih ada masyarakat yang mengenang Soeharto sebagai pemimpin yang berjasa untuk negeri ini.

Pada akhirnya, 21 Mei 1998 menjadi momen lahirnya hari reformasi Indonesia setelah Soeharto lengser. Lalu, tangga 21 Mei 1998 diperingati sebagai Hari Peringatan Reformasi atau Hari Reformasi Nasional.

Penulis :
Fithrotul Uyun
Editor :
Fithrotul Uyun