Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Ricuh Pengosongan Kampung Susun Bayam, Warga Sebut Banyak Anak Syok hingga Sakit

Oleh Fithrotul Uyun
SHARE   :

Ricuh Pengosongan Kampung Susun Bayam, Warga Sebut Banyak Anak Syok hingga Sakit
Foto: Warga Kampung Bayam Diusir Aparat

Pantau - Warga Kampung Susun Bayam kembali diminta untuk mengosongkan lokasi tersebut. Warga ungkap akibat dari kericuhan pengosongan tersebut banyak anak-anak menangis hingga syok dan jatuh sakit.

Salah satu warga bernama Santi Kepo (32) mengatakan dua anaknya bernama El dan Mentari menjadi syok dan trauma akibat pengusiran paksa yang terjadi.

"Mentari semalem muntah panas sakit, muntah panas," kata Santi, Kamis (23/5/2024).

Santi menjelaskan anaknya saat ini masih trauma saat melihat orang yang mengenakan seragam. Sehingga dirinya berharap dapat tinggal dengan layak dan tanpa intimidasi.

"Di sini anak lebih bebas karena anak-anak nggak lihat lagi polisi sekuriti mondar-mandir nggak harus ditanya 'mau ke mana, mau ke mana'. Kalau di huntara ini kan bebas dia mau main, kalau di JIS itu kalau mereka main nggak kayak biasanya. Anak saya sekarang jadi takut kalau lihat seragam, apalagi Si Mentari ini, dia nggak berani," jelas Santi.

Sebelumnya diberitakan, sekitar 400 aparat gabungan dari Polisi, TNI, dan security suruhan JAKPRO menggeruduk kasawan kampung susun bayam untuk mengosongkan wilayah tersebut.

Kilas balik, Kampung Susun Bayam merupakan tempat berteduh bagi para warga Kampung Susun Bayam Kelompok Petani Madani. Perjuangan warga Kampung Susun Bayam sudah banyak diberlakukan, terhitung sejak 2008 - 2017 warga tidak memiliki ruang hidup, ruang aman untuk mereka bertumbuh dan berkembang layaknya masyarakat.

Hingga pada tahun 2018 - 2019 warga diberikan kesempatan oleh Gubernur DKI Jakarta periode 2017 - 2022, Anies Baswedan untuk menata diri dengan bersimbiosis dengan pembangunan JIS. Bentuk simbiosisnya adalah pembangunan Kampung Susun Bayam bertempat di Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Pembangunan Kampung Susun Bayam menjadi bukti pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi (PemProv) DKI Jakarta di era Gubernur Anies Baswedan dan PT JakPro atas penggusuran ruang hunian milik warga Kampung Bayam untuk pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) pada 2019.

Sebagai kompensasi, Gubernur Anies Baswedan dan JakPro berjanji untuk memberikan hunian alternatif di Kampung Susun Bayam (KSB) yang tidak jauh dari JIS. Saat KSB masih dibangun, memilih untuk menetap tidak jauh dari area kampung, karena anak-anak mereka bersekolah tak jauh dari JIS.

Sayangnya, bahkan setelah diresmikan pada bulan Oktober 2022, warga tidak kunjung diberikan akses terhadap unit mereka imbas pergantian Gubernur menjadi Pj. Gubernur Heru Budi.

Akibatnya, sebagian warga menetap di tenda serta emperan dan lobi rusun dengan listrik dan air terbatas. Upaya untuk menagih janji Pemprov terkait hunian di KSB tetap dilakukan.

Pada 1 April 2024, pra-mediasi dengan Komnas HAM dilakukan untuk mencari solusi atas konflik yang dialami dengan PT. JakPro dan Pj. Gubernur DKI Jakarta terkait dengan adanya perubahan SK penempatan Warga Kampung Susun Bayam.

Berdasarkan SK PT. Jakarta Propertindo (PT. JakPro) nomor 110/UT0000/VIII/2022/0428 tertanggal 22 Agustus 2022, tentang penempatan unit masing-masing warga, telah ditentukan pembagian penempatan hunian pada Kampung Susun Bayam terletak di sebelah Jakarta International Stadium (JIS), yang beralamat di Papanggo, RT 10, RW 08, Tanjung Priok Jakarta Utara.

Berdasarkan SK tersebut, seharusnya warga sudah secara sah diakui sebagai calon penghuni Kampung Susun Bayam. Namun kini warga malah diabaikan dan tidak diizinkan menempati yang seharusnya telah ditetapkan dalam SK.

Penulis :
Fithrotul Uyun