
Pantau - Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa hampir 10 juta penduduk berusia 15-24 tahun (Gen Z) berstatus menganggur atau tanpa kegiatan.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati menilai, angka tersebut sebagai tanda bahwa bonus demografi tidak terkelola dengan baik.
"Kita sudah menyadari hadirnya bonus demografi, maka di hulu pentingnya pendidikan skill dan di hilir pentingnya terbukanya luas kesempatan kerja," ujar Kurniasih dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (24/5/2024).
Anggota Fraksi PKS ini menyoroti semakin tingginya biaya pendidikan tinggi, yang semakin mempersempit akses Gen Z untuk melanjutkan pendidikan.
Selain itu, persyaratan pengalaman kerja dan batas usia dalam lowongan pekerjaan semakin menekan posisi generasi muda.
"Harus dipermudah hadirnya lembaga pendidikan dengan skill yang saat ini sedang dibutuhkan, plus berikanlah kesempatan seluas-luasnya dari pemberi kerja," ujarnya.
Kurniasih juga menyoroti tren angkatan kerja yang didominasi oleh pekerja informal. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa angkatan pencari kerja yang membludak tidak seimbang dengan kesempatan kerja di sektor formal yang tersedia.
"Baru saja viral pencari kerja untuk sebuah warung makan biasa antreannya membludak seperti halnya antrean kerja di pabrik," ungkap Kurniasih.
Kurniasih menekankan, kondisi ini sangat memprihatinkan karena banyak anak muda terpaksa mengambil pekerjaan di sektor informal yang perlindungan pekerjanya masih sangat lemah.
Dengan kondisi ini, Kurniasih berharap adanya langkah konkret dari pemerintah untuk membuka lebih banyak kesempatan kerja dan mempermudah akses pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini.
"Ini memprihatinkan karena banyak anak kerja ini tak dapat kesempatan kerja formal sehingga lowongan apapun akan dijalani termasuk sektor informal," tutupnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
- Editor :
- Muhammad Rodhi