Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Amien Rais Kritik Demokrasi Indonesia, PKS Sebut Sudah Jadi Bayangan Tirani

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Amien Rais Kritik Demokrasi Indonesia, PKS Sebut Sudah Jadi Bayangan Tirani
Foto: Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera

Pantau - Mantan Ketua MPR RI, Amien Rais dan PKS menyuarakan keprihatinan mendalam terkait kondisi demokrasi di Indonesia yang dinilai mengalami kemunduran signifikan. 

Amien Rais mengungkapkan, demokrasi saat ini berada dalam bahaya besar dengan adanya dominasi pihak tertentu yang mengambil alih kekuasaan secara masif.

"Dalam diskusi, banyak yang menyebut adanya kemunduran demokrasi, atau back sliding democracy. Situasi ini sangat berbahaya, mendorong kita ke jurang yang semakin dalam," ujar Amien Rais setelah pertemuan dengan pimpinan MPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/6).

Amien menegaskan, penguasaan yang terjadi saat ini hampir mencakup seluruh aspek demokrasi, menyebut angka 94 persen sebagai indikasi kuatnya pengambilalihan tersebut. 

"Saya tidak menyebut nama, namun jelas ada sosok yang tidak memahami demokrasi dan mengambil alih hampir seluruhnya, mencapai 94 persen," tambahnya.

Ia juga mengkritik DPR dan lembaga-lembaga tinggi lainnya yang menurutnya telah ‘dijinakkan’ dan ‘dikooptasi’, sehingga kehilangan independensinya. 

"DPR dan lembaga tinggi lainnya menjadi terlalu nyaman dengan kondisi ini, sehingga mereka hanya mengikuti arus tanpa kritik," kata Amien.

Sejalan dengan pandangan Amien Rais, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera juga mengutarakan kekhawatirannya mengenai kemunduran demokrasi di Indonesia. 

Mardani menyebut, demokrasi yang berjalan saat ini hanya sebatas prosedural tanpa adanya substansi yang kuat.

"Demokrasi bisa mati, seperti yang dikatakan Levinski. Kondisi sekarang adalah bayangan tirani, bisa dirasakan tetapi tetap sesuai prosedur hukum," ujar Mardani kepada wartawan, Rabu (5/6/2024).

Mardani menegaskan, tanggung jawab untuk memperbaiki situasi ini ada di tangan para elite. Ia menyerukan perlunya keberanian untuk mengatasi masalah mendasar dalam sistem demokrasi Indonesia. 

"Wajar jika dikatakan demokrasi kita sebatas prosedural, belum substansial. Ini adalah tanggung jawab elite. Mesti ada yang berani. Mati hidupnya demokrasi adalah tanggung jawab kita semua," tegasnya.

Penulis :
Aditya Andreas