Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Menkes Beri Penghargaan pada dr ARL: Momentum Perbaikan Sistem Pendidikan Dokter Spesialis

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

Menkes Beri Penghargaan pada dr ARL: Momentum Perbaikan Sistem Pendidikan Dokter Spesialis
Foto: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan tanda penghargaan 'Ksatria Bakti Husada Arutala' kepada dr ARL. IG Budi Gunadi

Pantau - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan tanda penghargaan 'Ksatria Bakti Husada Arutala' kepada dr ARL, korban perundungan dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip), program studi anestesi. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menkes kepada Nuzmatun Malinah, ibunda dr ARL, di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2025).

Baca juga: KPK Soroti Seleksi Dokter Spesialis: Calon Peserta Diminta Tunjukkan Saldo Rekening

Menkes Budi menyampaikan penghargaan tersebut sebagai bentuk ucapan terima kasih atas perjuangan dr ARL selama menjalani pendidikan dokter spesialis di tengah tekanan yang dialaminya. Menurut Menkes, pengorbanan dr ARL menjadi titik awal penting dalam memperbaiki sistem pendidikan dokter spesialis di Indonesia.

Baca juga: Berapa Gaji Dokter Spesialis Bedah?

"Kemenkes ingin mengucapkan terima kasih. Beliau sudah berkorban untuk bertahan selama ini dari berbagai macam tekanan untuk bisa memperbaiki sistem pendidikan dokter spesialis yang ada di RS pendidikan kita," ujar Menkes Budi.

Lebih lanjut, Menkes berharap sistem pendidikan dokter spesialis di Indonesia dapat dibangun dengan budaya empati, tanpa tekanan yang membebani para siswa didik. "Saya percaya pengalaman yang dihadapi oleh keluarga, karena ini kehilangan putri tercinta dan juga ayahandanya, itu saya harapkan kejadian terakhir, dan bisa menjadi momentum perubahan yang lebih positif lagi," lanjutnya.

Dalam momen haru tersebut, Nuzmatun Malinah mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pemerintah, pengacara, dan masyarakat yang terus mendukung keluarganya. Ia berharap peristiwa tragis yang menimpa anaknya menjadi pelajaran untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

"Saya mengucapkan terima kasih. Semoga apa yang mereka lakukan mereka akan membalasnya. Kami tidak bisa memberikan apa-apa, hanya doa setulusnya untuk perbaikan pendidikan PPDS di Indonesia supaya tidak ada lagi kejadian yang menimpa anak saya," ucap Nuzmatun sambil menahan air mata.

Kasus perundungan yang dialami dr ARL menjadi sorotan nasional, memicu desakan untuk reformasi sistem pendidikan kedokteran di Indonesia. Penghargaan ini diharapkan menjadi simbol penghormatan dan langkah awal untuk menciptakan lingkungan pendidikan dokter spesialis yang lebih manusiawi dan mendukung kesehatan mental para peserta didik.

Penulis :
Muhammad Rodhi