
Pantau - Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur membutuhkan lebih banyak data tambahan untuk memperkuat hasil pemeriksaan korban kebakaran Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat pada Rabu (15/1) malam.
"Kami akan mengumpulkan data antemortem sebanyak-banyaknya berdasarkan laporan," kata Kabid Yandokpol RS Polri Kombes Hery Wijatmoko, Jumat (17/1/2025).
Hery menyebut semakin banyak data yang masuk, maka semakin memudahkan proses pencocokan data dengan jenazah korban yang sudah ada di RS Polri.
"Sehingga kami bisa segera mencocokkan hasil temuan antemortem tadi dengan data postmortem yang saat ini sedang kita lakukan pemeriksaan di kamar jenazah," ujar Hery.
Baca: 5 Korban Tewas Kebakaran Glodok Plaza Ditemukan di Ruang Karaoke Lantai 8, Tak Berbentuk
Baca juga: Update Korban Tewas Kebakaran Glodok Plaza jadi 6 Orang
Selain itu, Hery berharap keluarga yang hadir langsung dari pihak keluarga inti seperti orang tua atau anak. Sehingga pengambilan sampel untuk pemeriksaan DNA dari korban bisa lebih mudah. Lalu, Hery menyebut data pendukung dari teman, kerabat dekat, atau cerita pendukung bisa menjadi data tambahan pihak RS Polri.
"Kemudian kita juga perlu dukungan data-data misalnya dari temannya juga bisa. Misalkan pada waktu kejadian temannya keluar (dari peristiwa kebakaran) nah dia enggak keluar maka itu bisa menjadi tambahan data untuk memastikan," jelas Hery.
Adapun laporan yang masuk hingga pukul 11.30 WIB di Pos DVI Ante Mortem Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati sudah ada delapan. Dari laporan tersebut, menurut Hery, ada kemungkinan melaporkan korban yang sama dan nantinya pihak RS Polri akan memilah dan menggabungkan informasi yang serupa.
"Bisa jadi satu korban dilaporkan oleh dua orang bisa, kita pilah nanti. Dan itu memperkaya informasi. Misalnya pada waktu itu dia pernah operasi di RS mana, nah itu data juga bisa didapatkan, bisa bagus juga membantu," ucap Hery.
Menurut Hery, ada tiga kriteria korban yakni memungkinkan, sangat yakin, dan pasti yakin. Sehingga pihaknya terus menerima laporan sebanyak-banyaknya untuk memperkuat data yang ada.
Sementara itu, Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru Yulihartono menuturkan pihak rumah sakit melakukan identifikasi jenazah korban menggunakan pemeriksaan DNA.
"Kemungkinan besar kita pakai pemeriksaan DNA untuk mengidentifikasi jenazah yang menjadi korban kebakaran. Sudah sejak pagi tadi kita lakukan," ucap Prima.
Baca juga: Jumlah Korban Hilang Kebakaran Glodok Plaza Meningkat Jadi 11 Orang
Baca juga: Jumlah Orang Hilang Akibat Kebakaran Glodok Plaza Bertambah Jadi 10
Prima menyebut pemeriksaan DNA bisa lebih membantu pihaknya mengidentifikasi jenazah karena kondisi jenazah yang sulit dikenali karena sudah terbakar. Proses pemeriksaan DNA akan berlangsung kurang lebih selama seminggu.
"Kondisi jenazah karena terbakar hebat jadi perlu proses pendalaman untuk identifikasi," ujar Prima.
"Satu minggu setelah pemeriksaan DNA, karena kondisi jenazah terbakar sempurna, hangus," lanjut Prima.
Terpisah, Kanit Reskrim Polrek Metro Tamansari Kompol Suparmin membantah jika kebakaran Glodok Plaza tersebut berasal dari lantai tujuh.
"Lantai sembilan awalnya bukan tujuh," tutur Suparmin.
Suparmin menjelaskan awalnya asap terlihat muncul di lantai sembilan, namun upaya pemadaman tidak berhasil sehingga api merambat ke lantai lain.
"Dari lantai sembilan (saksi) melihat asap ke luar ruangan. Coba dipadamkan pakai alat pemadam api ringan (APAR) enggak mempan, malah membesar. Lalu dia keluar seraya berteriak, orang berhamburan semua, api makin lama makin besar merambat ke lantai delapan dan tujuh," ujar Suparmin.
Kemudian, sembilan orang yang terjebak di lantai sembilan bergerak ke atas gedung lantaran kebakaran telah merambat ke lantai bawah.
"Terus sembilan orang yang terjebak itu ke atas lantai sembilan," ucap Suparmin.
Lebih lanjut, Suparmin juga menjelaskan kebakaran tepatnya bersumber dari sebuah bekas ruangan diskotek, tepatnya pada bagian belakang videotron lantai sembilan.
"Dari ruangan bekas diskotek di lantai 9, dari belakang papan videotron," ungkap Suparmin.
Adapun pihak RS Polri juga bisa mengambil sampel lain misalnya baju-baju korban yang belum dicuci, topi, kaos kaki, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, RS Polri juga bekerja sama dengan Biro Pusdokkes di Bidang Laboratorium DNA yang sudah turun langsung mengambil sampel keluarga.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran hebat terjadi di Glodok Plaza, Jalan Pinangsia Raya, Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1) malam pukul 21.30 WIB, yang diketahui oleh saksi AG (24) dan S (56) bahwa mulanya mencium bau asap lalu melihat titik api muncul dari lantai 9.
Mengetahui itu, kedua saksi pun mencoba memadamkan api dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), namun api semakin membesar, hingga akhirnya mereka memutuskan mencari jalan keluar.
- Penulis :
- Fithrotul Uyun