
Pantau - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menaikkan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), ke Level IV (Awas) pada 25 Maret 2025 pukul 22.30 WITA.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengungkapkan bahwa peningkatan aktivitas vulkanik menjadi alasan utama perubahan status ini. “Pada 20 Maret 2025, jumlah gempa vulkanik terus meningkat hingga mencapai 117 kali pada pukul 18.00 WITA,” ujar Wafid dalam keterangan tertulis di Labuan Bajo, Kamis (20/3).
Peningkatan Aktivitas Vulkanik
Berdasarkan hasil pemantauan selama periode 13–20 Maret 2025, tercatat berbagai jenis gempa yang mengindikasikan pergerakan magma dan peningkatan tekanan di dalam gunung. Beberapa di antaranya adalah 55 kali gempa letusan, 176 kali gempa hembusan, 67 kali gempa harmonik, serta sejumlah aktivitas tektonik dan tremor yang berkontribusi terhadap eskalasi status gunung.
Baca Juga:
Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi 5 Kali dalam 6 Jam
Selain itu, pengamatan visual menunjukkan erupsi yang semakin intens, dengan ketinggian kolom abu mencapai 1.000 hingga 2.500 meter di atas puncak. Sinar api di puncak gunung terakhir terlihat pada 13 Maret 2025, namun tidak tampak lagi setelahnya.
“Asap solfatara yang keluar dari rekahan di sisi barat laut, timur laut, dan barat daya mengindikasikan adanya zona lemah. Area tersebut berpotensi mengalami erupsi langsung searah (directed blast) yang dapat berdampak serius bagi wilayah di sekitar gunung,” jelas Wafid.
Dampak dan Ancaman Potensial
Seiring meningkatnya aktivitas vulkanik, hujan yang terjadi di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki juga meningkatkan risiko banjir lahar. Material hasil erupsi yang tertimbun di lereng gunung dapat terbawa arus sungai saat hujan deras, mengancam wilayah seperti Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Kilatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
Selain itu, masyarakat di sekitar gunung juga diimbau untuk mewaspadai hujan abu yang dapat berdampak pada kesehatan pernapasan. Warga diminta menggunakan masker atau penutup hidung-mulut untuk mengurangi paparan abu vulkanik.
Rekomendasi dan Langkah Antisipasi
Dengan naiknya status ke Level IV (Awas), Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 kilometer dari puncak gunung, serta 8 kilometer pada sektor barat daya dan timur laut.
“Masyarakat diharapkan tetap tenang, mengikuti arahan pemerintah daerah, dan tidak terpancing oleh informasi yang tidak jelas sumbernya,” tambah Wafid.
Pemerintah daerah setempat juga diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan erupsi yang lebih besar. Langkah-langkah mitigasi, termasuk evakuasi bagi warga yang berada di zona berbahaya, harus segera disiapkan guna meminimalisir risiko bencana.
Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang dikenal sebagai salah satu gunung berapi aktif di NTT, kini berada dalam fase kritis. Semua pihak diharapkan dapat berkoordinasi dengan baik untuk memastikan keselamatan warga di sekitar kawasan rawan bencana.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah