
Pantau - Puluhan ribu warga Amerika Serikat menggelar aksi demonstrasi di berbagai kota besar untuk memprotes kebijakan yang diterapkan Presiden Donald Trump.
Aksi ini menjadi demonstrasi terbesar sejak Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS pada Januari 2025.
Demonstrasi berlangsung di beberapa kota besar seperti Washington, New York, Houston, Florida, Colorado, dan Los Angeles pada Sabtu, 5 April 2025.
Para demonstran menentang berbagai kebijakan yang dianggap merugikan, mulai dari pemangkasan staf pemerintah hingga kebijakan tarif perdagangan yang kontroversial, serta pengikisan kebebasan sipil.
Shaina Kesner, seorang pelukis yang turut serta dalam demonstrasi di New York, menyatakan kemarahannya terhadap kelompok yang dia anggap mengendalikan negara, yang menurutnya adalah kelompok "pemerkosa kulit putih yang memiliki hak istimewa."
Di Washington, ribuan demonstran berkumpul di National Mall, dengan beberapa peserta datang dari berbagai negara bagian, termasuk New Hampshire.
Diane Kolifrath, seorang pemandu wisata sepeda yang turut serta dalam demonstrasi, menyatakan ketidakpuasannya dengan pemerintahan Trump yang dianggap merusak hubungan internasional dan merugikan rakyat AS.
Di Los Angeles, seorang wanita yang berpakaian seperti karakter dalam novel "The Handmaid's Tale" membawa bendera besar bertuliskan "Keluar dari rahimku," yang merujuk pada kebijakan anti-aborsi Trump yang semakin kontroversial.
Kebijakan Trump Menjadi Fokus Kemarahan Warga AS
Aksi demonstrasi yang meluas ini menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Presiden Trump, yang dianggap tidak hanya mengancam hak asasi warga, tetapi juga merusak hubungan luar negeri dan memicu ketegangan domestik.
- Penulis :
- Pantau Community