Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Gletser Swiss Menyusut 25 Persen dalam 10 Tahun, Tahun Pelestarian Justru Diwarnai Pencairan Ekstrem

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Gletser Swiss Menyusut 25 Persen dalam 10 Tahun, Tahun Pelestarian Justru Diwarnai Pencairan Ekstrem
Foto: (Sumber: Foto ini diambil dari wilayah Jungfrau ini menunjukkan Gletser Eiger di Pegunungan Alpen Bernese, Swiss (1/10/2024). Jungfrau adalah salah satu puncak utama Pegunungan Alpen Bernese dengan ketinggian 4.158 meter di atas permukaan laut. Pada tahun 2001, UNESCO mencantumkan Pegunungan Alpen Swiss Jungfrau-Aletsch sebagai Situs Warisan Dunia. ANTARA/Xinhua/Lian Yi/aa.)

Pantau - Gletser di Swiss mengalami penyusutan drastis dengan kehilangan 25 persen volumenya hanya dalam satu dekade terakhir, menurut laporan terbaru dari GLAMOS dan Komisi Swiss untuk Observasi Kriosfer (SCC).

Lebih dari 1.000 gletser kecil telah lenyap dalam periode tersebut.

Pada tahun 2025 saja, hampir 3 persen volume gletser hilang di seluruh wilayah Swiss.

Tahun Pelestarian Gletser Diwarnai Cuaca Ekstrem

Meskipun 2025 telah ditetapkan sebagai Tahun Pelestarian Gletser Internasional, pencairan gletser justru terjadi secara besar-besaran.

Musim dingin yang minim salju serta gelombang panas ekstrem pada bulan Juni dan Agustus mempercepat pencairan es.

Cadangan salju dari musim dingin telah habis pada paruh pertama bulan Juli, memicu pencairan awal di banyak wilayah pegunungan.

Gletser di bawah ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut menjadi yang paling terdampak.

Beberapa gletser kehilangan ketebalan es lebih dari 2 meter, sementara lainnya mencair sekitar 1 meter.

Angka pencairan tahun ini menjadi yang tertinggi keempat sejak pengukuran dimulai, setelah tahun 2022, 2023, dan 2003.

Dampak Lingkungan Meningkat, Ancaman Longsor Mengintai

Direktur GLAMOS, Matthias Huss, memperingatkan bahwa pencairan gletser tidak hanya berdampak pada ketersediaan air, tetapi juga mengancam stabilitas kawasan pegunungan.

"Berkurangnya gletser secara terus-menerus juga berkontribusi terhadap ketidakstabilan gunung. Hal ini dapat menyebabkan kejadian seperti di lembah Lotschental, di mana longsoran batu dan es mengubur Desa Blatten," ungkapnya.

Fenomena ini menambah kekhawatiran akan risiko geologis di kawasan Alpen yang terus meningkat seiring perubahan iklim global.

Penulis :
Aditya Yohan