Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Semua karena Israel, Sukarno Boikot Olimpiade dan Bikin Olahraga Tandingan GANEFO

Oleh Fadly Zikry
SHARE   :

Semua karena Israel, Sukarno Boikot Olimpiade dan Bikin Olahraga Tandingan GANEFO
Pantau - Federasi Sepak Bola Intenasional (FIFA) membatalkan Idonesia sebagai tuan rumah piala dunia U20. Meski tak secara gamblang karena penolakan Israel di dalam negeri, FIFA beralasan pembatalan Indonesia menjadi ruan rumah berkaca pada tragedi Kanjuruhan.

Namun publik sejatinya sudah tahu, alasan sebenarnya adalah karena penolakan terhadap Israel.

Ini memang kali pertama Indonesia dibatalkan menjadi tuan rumah ajang olahraga bola dunia. Namun pada tahun 1963 Indonesia pernah mengalami hal yang hampir serupa, ketika diprotes oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) karena Indonesia menolak Israel dan Taiwan ikut bertanding.

Tahun 1962, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah Asian Games. Seluruh negara di Asia hadir kecuali Israel dan Taiwan. Presiden Sukarno kala itu secara tegas menolak kedatangan keduanya.

Alasannya Israel adalah penjajah tanah Palestina. Sedangkan Taiwan tidak diakui karena Indonesia berpedoman pada "One China Policy."

Sikap ini kemudian mendapat respons serius oleh International Olympic Commitee (IOC). Mereka menganggap Indonesia telah salah langkah yang memasukkan politik dalam olahraga.

7 Februari 1963 IOC memberi putusan keras, Indonesia dilarang tampil di ajang Olimpade. IOC memberi satu syarat supaya Indonesia bisa tampil, yakni berjanji tidak akan mengulanginya.

Tak seperti pemerintah saat ini (mengirimkan Menteri BUMN yang juga Ketua PSSI Erick Thohir) yang terus berusaha melobi FIFA agar Piala Dunia U20 tetap digelar di Indonesia, Sukarno secara tegas tak mau didikte Barat. Ia memutuskan Indonesia tak ikut Olimpiade 1964 di Tokyo. Bahkan Sukarno secara tegas menyatakan Indonesia keluar dari IOC.

Sukarno pun kemudian mendirikan perhelatan tandingan bernama Games of The New Emerging Force (GANEFO) atau pesta olahraga negara-negara berkembang. Alasan Sukarno membuat GANEFO didasari oleh rasa ketidakadilan.

IOC sendiri tidak adil dan berpolitik karena kerap mengucilkan China dan beberapa negara Arab. Sehingga aneh kalau IOC menganggap Indonesia memasukkan unsur politik dalam olahraga.

GANEFO pun dihelat pada 10-22 November 1963 dan berjalan sukses. Mata dunia tertuju pada Indonesia dan Sukarno. Keberhasilan ini membuat animo negara tertindas di Asia dan Afrika lain meningkat terhadap GANEFO.

Bahkan, tercatat GANEFO dilaksanakan dua kali, yakni di Kamboja pada 1966.

Stadion Utama Gelora Bung Karno merupakan saksi bisu bahwa GANEFO terselenggara di Indonesia dan mendapat sambutan sangat besar seluruh insan olahraga di dunia. Terhitung ada 51 negara dari Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin yang ikut menjadi peserta.

Kala itu, Indonesia berhasil selesai di peringkat ketiga atau tepat dibawah Uni Soviet yang menjadi runner up dan Tiongkok yang menjadi juara saat itu. Indonesia berhasil menyabet 71 medali yang terdiri dari, 17 emas, 24 perak, dan 30 perunggu.
Penulis :
Fadly Zikry