
Pantau.com - Presiden Argentina menyerukan agar Kongres dalam sesi khusus meloloskan RUU yang akan menindak tegas aksi hooliganisme sepakbola setelah pada akhir pekan mewarnai pertandingan terakhir turnamen utama klub di kawasan regional Amerika Selatan itu.
Presiden Mauricio Macri, menginginkan sebuah undang-undang yang akan lebih keras menghukum berbagai jenis kekerasan yang pada akhir pekan menutup leg kedua final sepakbola Copa Libertadores antara River Plate dan Boca Juniors.
Kerusuhan itu dinilai memalukan bagi negeri Tango tersebut. Maklum saja, Argentina bersiap menjadi tuan rumah pertemuan puncak negara-negara G20 pada Jumat 30 November 2018.
Baca Juga: Mafia River Plate di Cap sebagai Biang Kerusuhan di Buenos Aires
Macri tampak marah tampil di televisi untuk mengecam organisasi fans sepakbola kriminal, yang disebut "Barras Bravas", yang terkenal karena sering berurusan dengan narkoba, memeras penggemar dan meminta uang perlindungan dari usaha kecil yang berlokasi di dekat stadion.
"Kami menolak mafia yang sering berada di belakang jenis kekerasan ini," kata Macri. "Saya harap setelah rasa malu ini, kita bisa mendapatkan undang-undang yang disahkan dalam sesi ekstra Kongres," ujar Menteri Keamanan Patricia Bullrich.
Ia mengungkapkan undang-undang itu akan memberlakukan sanksi terhadap kekerasan terkait pertandingan sepakbola. Macri mengatakan insiden itu sangat menyedihkan dan membuat frustrasi. Pasalnya, terjadi lima hari sebelum pertemuan blok G20 negara-negara industri di Buenos Aires, yang ia sebut-sebut sebagai bagian dari upaya negara itu menarik investasi asing meskipun tingginya tingkat inflasi dan resesi.
Baca Juga: Duh! Stadion Ditutup, Suporter All Boys Buat Ricuh
Dia juga mengatakan bahwa dirinya marah dengan pembebasan 23 orang yang ditangkap secepatnya setelah kejadian. Macri menunjukkan perlunya hukum yang lebih ketat terhadap hooligan sepakbola.
"Orang-orang itu bebas. Saya tidak mengerti. Saya tidak mengerti atas nama semua orang Argentina," ujar Macri dengan nada suara tinggi.
"Saya tidak mengerti reaksi sistem peradilan," tambahnya.
Sekadar informasi, Copa Libertadores adalah turnamen di Amerika Selatan yang setara dengan Liga Champions Eropa. Tahun ini menandai pertama kalinya dua klub terbesar Argentina saling bertemu untuk memperebutkan gelar juara itu. Pertarungan lintas kota itu disebut-sebut sebagai final terbesar dalam sejarah 58 tahun kompetisi.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta