
Pantau.com - Mantan Ketua Umum PB Taekwondo Indonesia (TO), Marciano Norman, terpilih sebagai Ketua Umum KONI Pusat periode 2019-2023 secara aklamasi dalam Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) 2019 yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (2/7/2019). Namun terpilihnya Marciano diwarnai dengan kericuhan yang terjadi di Musornas.Seperti diketahui Marciano menjadi satu-satunya calon ketua umum setelah Tim Penjaringan dan Penyaringan Ketua Umum KONI Pusat periode 2019-2023 dalam sidang Pleno 2 membacakan putusan bahwa hanya dia yang memenuhi persyaratan. Sebelum disahkan dan ditetapkan sebagai Ketua Umum KONI Pusat oleh Pimpinan Sidang Tetap yang diketuai oleh Ketua KONI Provinsi DKI Jakarta, Djamhuron P. Wibowo, Marciano pun membacakan visi dan misinya. Marciano mengaku sinergitas akan menjadi prioritasnya.
Lihat Juga: Video Detik-detik Kericuhan saat Musyawarah Olahraga Nasional KONI "Saya komitmen untuk meluangkan waktu kepada cabor dan atlet. Kami akan mengerjakan apa yang bisa menjadi nilai tambah, karena saya sadar untuk memajukan olahraga butuh kebersamaan. Mari kita bersatu untuk memajukan olahraga Indonesia," ujar Marciano di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (2/7/2019). Bila saat ini Indonesia hanya mengandalkan bulu tangkis, angkat besi, dan panahan saja untuk prestasi di tingkat internasional. Dirinya berharap di era kepemimpinan baru cabor-cabor lain bisa mengejar apa yang telah dicapai oleh cabang-cabang unggulan. Marciano pun juga berkomitmen untuk segera menyelesaikan permasalahan internal yang kini mendera KONI Pusat, yakni terkait tunggakan gaji karyawan. Usai visi misi, Djamhuron sebagai pimpinan sidang pun memutuskan secara aklamasi Marciano terpilih sebaga Ketum KONI. “Dengan ini, kami menyatakan Marciano Norman menjadi Ketua Umum Koni Pusat 2019-2023. Surat Keputusan akan dibacakan akhir acara. Dia akan didampingi oleh dua formatur dari KONI daerah dan cabor yang dipilih sendiri oleh Ketua Umum Koni Pusat terpilih," kata Djamhuron.Usai menyampaikan pembukaan, Marciano pun langsung menutup Musornas. Ia bersama tim formatur diberikan waktu selama sebulan untuk membentuk kepengurusan KONI Pusat. Tercatat, Musornas diikuti oleh 34 KONI Daerah dan 66 cabang serta Badan Fungsional di bawah KONI, awalnya berjalan adem saat pembukaan dimulai pada pukul 09.15 WIB. Namun, aksi walkout dari peserta pun mulai terjadi setengah jam kemudian.
Baca Juga: Musornas KONI Ricuh, Awak Media Diusir dari Ruangan
Bahkan sempat terjadi adu fisik. Voter dari cabor PP Perserosi Ganjar Razuni mengatakan dalam Musornas ini ada pemaksaan kehendak. Sebab ada pertanyaan mendasar yang harus direspons pimpinan sidang, tapi dilewati begitu saja. "Misal terkait materi sidang yang tidak sesuai dengan Pasal 35 AD ART karena didalam hanya ada laporan hasil program. Padahal, seharusnya adalah laporan keuangan yang sudah disahkan akuntan publik. Legalitas dari akuntan publik menjadi keharusan karena bisa berimbas pada kepengurusan selanjutnya. Jika masih ada utang, tanggung jawab siapa," ungkap Ganjar. Bila Musornas tersebut berlanjut, maka menurutnya pihaknya akan membentuk KON (Komite Olahraga Nasional) karena di Undang-Undang juga disebut KON/KOI bukan KONI. Aksi walkout kembali terjadi ketika Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) Ketua Umum KONI Pusat 2019-2023 Amir Karyatin memaparkan hasil verifikasi bakal calon Ketua Umum yang hanya meloloskan satu calon Ketua Umum saja, yakni Marciano Norman. Sementara satu calon lainnya, Muddai Maddang tetap diputuskan tidak lolos verifikasi. Walkout kedua sebanyak 10 KONI Daerah dan 28 cabang olahraga yang mengundurkan diri. Sedangkan dalam Musornas sendiri diikuti oleh 34 Koni daerah dan 66 cabang olahraga.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta