
Pantau - Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), Hari Budianto, memperkirakan penjualan motor listrik di Indonesia pada 2024 akan mencapai sekitar 70 ribu unit. Meski demikian, angka ini masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan penjualan motor konvensional yang tercatat mencapai 5,4 juta unit sepanjang Januari hingga Oktober 2024.
“Tahun ini kami perkirakan penjualan motor listrik akan menyentuh angka 70 ribu unit. Memang, angkanya masih jauh jika dibandingkan dengan motor konvensional yang terjual hingga jutaan unit,” kata Hari dikutip seperti dalam keterangannya, Selasa (12/11/2024).
Penjualan motor konvensional dapat menembus angka lebih dari 6 juta unit per tahun, sedangkan motor listrik masih jauh dari angka tersebut, dengan total penjualan hanya berkisar puluhan ribu unit per tahun.
Hari menjelaskan bahwa faktor utama yang menjadi kendala adalah teknologi baru yang masih perlu waktu untuk diterima oleh masyarakat.
Baca juga: Trump dan Kendaraan Listrik: Ketidakpastian Menghantui Industri Otomotif AS
Walaupun potensi motor listrik sangat besar, Hari menuturkan bahwa transisi menuju kendaraan berbasis listrik memerlukan adaptasi dari konsumen.
“Motor konvensional sangat bergantung pada fleksibilitas waktu, terutama bagi pekerja di sektor formal dan non-formal. Dengan menggunakan motor, mereka bisa lebih leluasa mengatur waktu," jelasnya.
"Namun, penggunaan motor listrik masih terkendala dengan proses pengisian ulang daya baterai yang bisa menjadi merepotkan,” tambahnya.
Meskipun teknologi battery swap (pertukaran baterai) sudah tersedia kata Hari, tetapi penerapannya masih terbatas dan masih jarang ditemui fasilitas yang memadai.
Baca juga: Cyrillus Harinowo: Dekarbonisasi Indonesia Tak Hanya Lewat Mobil Listrik
Lanjut Hari, kendala lainnya adalah biaya baterai yang cukup mahal yang bisa mencapai 40% dari harga motor listrik itu sendiri.
Menyikapi Tantangan, Hari menyarankan perlu adanya penyempurnaan infrastruktur dan dukungan pemerintah. Salah satu hal yang perlu diperbaiki adalah infrastruktur pengisian dan pertukaran baterai.
“Kami perlu memastikan motor listrik bisa digunakan kapan saja dan di mana saja tanpa kendala pengisian daya. Ini adalah tantangan yang harus diatasi bersama, baik oleh industri maupun pemerintah,” pungkasnya.
- Penulis :
- Sofian Faiq