
Pantau - Jalan Tol Cipularang KM 100 hingga KM 90 arah Jakarta kerap menjadi lokasi terjadinya kecelakaan. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan sejumlah masalah infrastruktur yang memperburuk keselamatan di jalur tersebut.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menyatakan telah melakukan tinjauan langsung di lokasi. Ia mengungkapkan, ruas Tol Cipularang dari KM 100 hingga KM 90 memiliki kemiringan jalan mencapai 5-8 persen. Lanjutnya, kemiringan itu melebihi batas yang diizinkan dalam aturan terbaru yang maksimalnya 5 persen.
"Kemiringan ini berisiko, terutama bagi kendaraan besar yang harus melaju dengan kecepatan terkontrol," kata Soerjanto seperti dikutip dalam keterangannya, Senin (9/12/2024).
Baca juga: Polisi Ungkap Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang: Kombinasi Berbagai Faktor
Tak hanya itu, masalah drainase di beberapa titik juga menjadi sorotan. Soerjanto mencontohkan, di KM 94 hingga 94+400, tidak ada drainase di median jalan, yang menyebabkan air menggenang dan berpotensi menimbulkan aquaplanning.
"Padahal, seharusnya ada drainase di seluruh bagian jalan untuk mencegah air terkumpul," jelasnya.
Masalah lain yang ditemukan adalah perbedaan tinggi antara bahu jalan dan tanah sisi luar, yang dapat menyebabkan kendaraan terguling jika keluar jalur.
"Perbedaan level ini harusnya tidak lebih dari 5 cm, tapi di lokasi ini mencapai 30-40 cm," tuturnya.
Baca juga: Fakta-fakta Tentang Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang KM 92
Jalur penghentian darurat di KM 92+600 kata Soerjanto juga belum memenuhi standar keselamatan yang sesuai standar.
Soerjanto menyarankan agar sudut masuk jalur tersebut diperlebar dan menggunakan material gravel, bukan pasir atau tanah, untuk meningkatkan fungsinya dalam kondisi darurat.
KNKT berharap temuan ini dapat segera ditindaklanjuti untuk mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan keselamatan pengendara di Tol Cipularang.
- Penulis :
- Sofian Faiq