Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Haji

Menag Bahas Layanan Haji, Tekankan Mobilisasi dan Peran Ulama Perempuan

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Menag Bahas Layanan Haji, Tekankan Mobilisasi dan Peran Ulama Perempuan
Foto: Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memimpin rapat teknis Amirulhajj 2025 di Konsulat Jenderal RI Jeddah untuk memperkuat koordinasi layanan jemaah haji. (Dok. Kementerian Agama)

Pantau - Sinar matahari Jeddah menyelinap ke ruang rapat saat Menteri Agama Nasaruddin Umar berdiri membuka pertemuan. Ia memimpin rapat teknis perdana Amirulhajj 1446 H/2025 M dengan nada tegas, mengajak semua delegasi menyatukan strategi dan komitmen.

Rombongan Amirulhajj yang baru tiba di Arab Saudi tampak fokus mengikuti agenda rapat. Pertemuan berlangsung di Kantor Urusan Haji (KUH) Jeddah, Jumat (30/5/2025), dengan dihadiri Naib Amirulhajj Romo Syafi’i, jajaran Kementerian Agama, BPH, serta para Musytasyar Dini.

"Ini bukan hanya kunjungan biasa. Kita mengemban amanah negara untuk memastikan jemaah mendapat pelayanan terbaik. Kita harus satu langkah, satu strategi, dan satu komitmen," tegas Nasaruddin Umar dalam arahannya, dikutip Sabtu (31/5/2025).

Rapat Teknis Dimulai

Langkah awal koordinasi teknis ini menjadi kunci suksesnya penyelenggaraan haji. Nasaruddin menekankan pentingnya kolaborasi solid antartim di lapangan demi memastikan seluruh aspek pelayanan jemaah berjalan tanpa hambatan.

Para pejabat eselon I dan II Kemenag bersama tim Amirulhajj membahas agenda strategis. Mereka memetakan tantangan utama di lapangan, mulai dari transportasi hingga kendala teknis yang kerap muncul mendadak.

"Keberadaan kita harus dirasakan manfaatnya, bukan hanya simbolis. Mari kita buktikan bahwa Amirulhajj bukan hanya nama, tapi amanah," ujar Nasaruddin.

Fokus Mobilisasi Jemaah

Mobilisasi jemaah haji dari hotel menuju Arafah, lalu ke Muzdalifah dan Mina menjadi sorotan awal. Nasaruddin meminta perhatian serius terhadap titik-titik krusial yang sering memicu kepadatan hingga risiko kelelahan, terutama bagi jemaah lansia dan difabel.

Ia menekankan agar tim menyiapkan skema khusus yang melindungi jemaah rentan, termasuk murur, tanazul, dan safari wukuf.

"Kita akan bahas tuntas skema murur, tanazul, dan safari wukuf. Ini bentuk komitmen kita untuk memberi perlindungan bagi jemaah rentan, terutama lansia dan jemaah sakit," ujar Nasaruddin.

Koordinasi Layanan Syarikah

Koordinasi lintas pihak menjadi agenda penting berikutnya dalam rapat ini. Pemerintah Indonesia telah menjalin komunikasi intensif dengan delapan syarikah serta Wakil Menteri Haji Arab Saudi untuk memastikan layanan berjalan sesuai standar.

Nasaruddin menjelaskan bahwa pihak Saudi akan turun langsung jika ada kendala teknis yang tak terselesaikan oleh penyedia layanan.

"Ada kesepahaman yang baik. Tapi kita juga harus paham batasan hukum nasional Saudi. Maka komunikasi dan koordinasi lintas tim menjadi sangat penting," kata Nasaruddin.

Fikih Perempuan Jadi Sorotan

Pendekatan fikih yang responsif terhadap jemaah perempuan juga menjadi perhatian penting. Sebanyak 22 Musytasyar Dini menyertai Amirulhajj tahun ini, termasuk beberapa ulama perempuan yang diharapkan menjawab persoalan privat jemaah wanita.

Nasaruddin menilai kehadiran mereka krusial untuk menangani isu-isu sensitif yang kerap sulit disampaikan secara terbuka.

"Kita harus hadir untuk menjawab persoalan privat yang selama ini sulit diungkapkan. Kehadiran ulama perempuan sangat penting," ujar Nasaruddin.

Penulis :
Khalied Malvino