Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Pemilu 2024

Jalan Terjal KPU Papua Pegunungan Hadapi Protes Warga

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Jalan Terjal KPU Papua Pegunungan Hadapi Protes Warga
Foto: Komisioner KPU Papua Pegunungan, Tehodorus Kossay saat rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu 2024 tingkat nasional di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024). (YouTube KPU RI)

Pantau - KPU Papua Pegunungan membeberkan kendala perpindahan lokasi rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024 dari Wamena ke Jayapura. Pasalnya, para petugas rekapitulasi merasa di Wamena kurang kondusif.

Hal tersebut disampaikan Komisioner KPU Papua Pegunungan, Tehodorus Kossay saat rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu 2024 tingkat nasional di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).

Awalnya, saksi PDIP menyoroti perpindahan rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024 dari Wamena ke Jayapura, mengingat 2 kota tersebut jaraknya sangat jauh. Wamena berada di Pegunungan Tengah, sementara Jayapura ada di pesisir utara menghadap Samudra Pasifik.

"Perihal pemindahan pleno dari Wamena ke Jayapura bisa diberikan penjelasan, pimpinan?" tanya saksi PDIP.

Theodorus lalu mengungkapkan saat rekapitulasi tingkat Kabupaten Tolikara mulanya digelar di Aula Kantor Distrik Bokondini, sekitar 85 kilometer dari Wamena. Namun, lanjut Theodorus, ada warga yang keberatan hingga situasi menjadi tidak aman.

Usai berkoordinasi dengan Bawaslu dan pihak kepolisian, lokasi rekapitulasi pun sepakat direlokasi ke Hotel Gran Santika, Jayawijaya, sekitar 67 km dari Tolikara.

"Kemudian juga pada saat itu juga banyak masyarakat yang tadinya di Tolikara dengan massanya juga datang dan beberapa hari sudah dilakukan rekap, kemudian juga merasa tidak nyaman," kata Theodorus

Dia menuturkan, di hotel itu pun ada masyarakat yang berkumpul dan protes soal rekapitulasi di Tolikara. Akibatnya, pihak hotel tak memberi izin KPU setempat untuk merekapitulasi di wilayah tersebut.

KPU Papua Pegunungan pun memindahkan lokasi ke Gedung Tongkonan di Jalan Irian, Wamena. Theodorus menyebut, rekapitulasi berjalan selama beberapa hari di Gedung Tongkonan.

Namun, lagi-lagi sejumlah warga mendatangi lokasi rekapitulasi di Gedung Tongkonan, Wamena. Theodorus pun merasa tak nyaman dengan hal itu.

"Koordinasi dengan pihak keamanan lalu Kapolresnya keluarkan surat bahwa masyarakat banyak menggunakan tombak, anak panah, kemudian juga parang, samurai, juga banyak alat sajam di seluruh lembah Kota Wamena," jelas dia.

Pada akhirnya, kata dia, lokasi pun kembali dipindahkan ke Jayapura. Namun, menurutnya, masih ada masyarakat yang berusaha mengganggu proses rekapitulasi tersebut.

"Di Jayapura mereka rekap juga di Hotel Horison dan beberapa kali melakukan rekap di tempat itu. Kemudian juga masih juga ada yang datang mengganggu sampai yang kelima mereka rekap di salah satu hotel di Kota Jayapua, Hotel Fox," paparnya.

"Akhirnya di tempat itu, kami juga minta perlindungan, akhirnya berhasil melakukan rekapitulasi 46 distrik dan sampai penetapan kami KPU Provinsi juga kemarin sampai tadi malam jam setengah 8 belum selesai juga di Jayapura," imbuh dia.

Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari lantas meminta peristiwa tersebut dituliskan dalam catatan khusus kejadian. Sebab, kata dia, rekapitulasi seharusnya digelar di kantor KPU.

"Ini KPU Tolikara ya peristiwanya? Nanti tolong dibuat catatannya ya situasi itu karena mestinya kan rekap itu dilakukan di kantor KPU di wilayah kabupatennya," tuturnya.

Penulis :
Khalied Malvino