Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Ramadhan

Jadwal dan Rangkaian Sidang Isbat Idulfitri 2025/1 Syawal 1446 H

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Jadwal dan Rangkaian Sidang Isbat Idulfitri 2025/1 Syawal 1446 H
Foto: Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Ahmad Qosbi meneropong hilal di Kantor Gubernur Sumut, Medan, Jumat (28/2/2025). ANTARA/Said.

Pantau - Idulfitri merupakan salah satu momen paling dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai hari kemenangan setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan, penetapan tanggal 1 Syawal menjadi hal yang sangat penting. Untuk menentukan awal Syawal 1446 Hijriah atau Idul Fitri 2025, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat yang melibatkan berbagai pihak. Penetapan ini dilakukan melalui pemantauan hilal yang tersebar di beberapa titik di Indonesia.

Sidang isbat ini diadakan untuk memastikan tanggal pasti Hari Raya Idulfitri, sehingga umat Islam di Indonesia dapat merayakan Idulfitri secara serentak. Pemerintah berharap keputusan yang diambil dapat membawa kebersamaan dan mempererat persatuan dalam menjalankan ibadah di hari yang penuh berkah ini.

Jadwal Sidang Isbat Idulfitri 2025

Tanggal: Sabtu, 29 Maret 2025 (bertepatan dengan 29 Ramadan 1446 H)

Lokasi: Auditorium HM. Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Jalan MH. Thamrin, Jakarta

Rangkaian Sidang Isbat

Sidang isbat akan melalui beberapa tahapan yang melibatkan berbagai metode penentuan awal bulan Syawal. Berikut rangkaiannya:

  • Pembukaan – Dibuka secara resmi oleh Kementerian Agama.
  • Seminar Hisab Rukyat – Pemaparan mengenai metode perhitungan astronomi dan pengamatan hilal.
  • Laporan Hasil Rukyat – Penyampaian hasil pemantauan hilal dari berbagai lokasi di Indonesia.
  • Sidang Isbat – Pembahasan dan pengambilan keputusan mengenai 1 Syawal 1446 H.
  • Konferensi Pers – Pengumuman resmi hasil sidang isbat oleh Menteri Agama.

Sidang isbat ini akan dipimpin oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar, serta dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk perwakilan duta besar negara sahabat, para ahli falak, dan perwakilan organisasi Islam. Selain itu, perwakilan dari LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, serta berbagai instansi terkait lainnya juga akan ikut serta dalam proses penetapan ini.

Baca juga: Sidang Isbat Penetapan Idul Fitri 1446 H Digelar 29 Maret 2025

Pemantauan Hilal di 33 Lokasi Seluruh Indonesia

Pemantauan hilal akan dilakukan di 33 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, khusus di Bali, pemantauan tahun ini tidak akan dilakukan karena bertepatan dengan perayaan Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1947) pada Sabtu, 29 Maret 2025.

Pengamatan hilal ini menjadi bagian penting dalam proses penetapan 1 Syawal 1446 H. Jika hilal dapat teramati sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka Idulfitri akan jatuh pada keesokan harinya. Namun, jika hilal tidak terlihat, maka bulan Ramadan akan digenapkan menjadi 30 hari.

Metode Penentuan: Rukyat dan Hisab

Dalam sidang isbat, Kemenag menggunakan dua metode utama dalam menentukan awal bulan Syawal, yaitu metode rukyat (pengamatan hilal) dan hisab (perhitungan astronomi).

Menurut Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, penggunaan kedua metode ini telah sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 2 Tahun 2024 mengenai Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah. Fatwa tersebut menyatakan bahwa penentuan awal ketiga bulan tersebut dilakukan melalui metode hisab dan rukyat oleh Pemerintah RI melalui Menteri Agama, serta berlaku secara nasional.

Berdasarkan data astronomi, ijtimak atau konjungsi diperkirakan akan terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 17.57.58 WIB. Saat matahari terbenam, posisi hilal diperkirakan berada di antara minus tiga derajat di Papua hingga minus satu derajat di Aceh. Posisi hilal ini akan menjadi faktor penting dalam keputusan sidang isbat.

Baca juga: Ketua Komisi VIII Apresiasi Sidang Isbat: Bukti Negara Hadir untuk Umat Islam

Sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama bertujuan untuk memberikan kepastian kepada umat Islam mengenai tanggal perayaan Idulfitri 1446 H. Dengan adanya keputusan yang jelas, masyarakat dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menyambut hari kemenangan ini dengan penuh suka cita dan kebersamaan.

Diharapkan, hasil sidang isbat dapat memperkuat persatuan umat Islam dalam menjalankan ibadah dan merayakan Idulfitri dengan khidmat serta penuh keberkahan. Keputusan ini juga akan menjadi acuan resmi bagi seluruh umat Muslim di Indonesia dalam merayakan Idulfitri secara serentak.

Penulis :
Latisha Asharani
Editor :
Sofian Faiq