billboard mobile
HOME  ⁄  Politik

GP Ansor Minta PA 212 Tidak Reaktif Jika Dinasehati

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

GP Ansor Minta PA 212 Tidak Reaktif Jika Dinasehati
Pantau - Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor DKI Jakarta, Muhamad Ainul Yakin meminta Sekretaris Majelis Syuro PA 212 Slamet Ma'arif tidak reaktif jika ada pihak yang memberikan nasehat.

"Semakin reaktif mereka terhadap imbauan baik, menunjukkan kelompok yang mungkin memang senang jika negara gaduh dan sesama anak bangsa berantem," ujar Yakin, Minggu (6/11/2022).

Menurut Ainul, pengalaman beberapa tahun belakangan membuat energi anak bangsa habis karena merasa paling benar sudah harus dihentikan dan diarahkan ke hal yang lebih produktif.

"Tidak usah merasa paling benar dan paling hebat, membuat kegaduhan hanya akan merugikan kita semua, apalagi jika sampai mencederai rasa persaudaraan antar anak bangsa," kata Yakin.

Yakin pun mengajak seluruh pihak khususnya di DKI Jakarta untuk menjaga kedamaian bersama terutama menjelang tahun politik seperti saat ini.

"Kami mengajak seluruh pihak menjelang tahun politik ini menahan diri dan tidak membuat ucapan atau gerakan yang memicu kegaduhan," ujarnya.

PBNU sebelumnya mengkritisi aksi PA 212 dan mengimbau seluruh pihak menghentikan upaya memperalat agama untuk kepentingan politik sesaat.

Pernyataan ini disampaikan Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan menyikapi aksi 411 dan rencana aksi reuni 212 yang akan berlangsung bulan depan.

"Untuk semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung, kita minta untuk menghentikan semua gerakan yang memecah belah kesatuan bangsa," kata Rahmat dalam keterangannya, Sabtu (5/11).

Slamet Maarif selaku petinggi PA 212 lantas mempertanyakan alasan PBNU mengkritik aksi mereka. Ia menegaskan, Aksi 212 dilindungi undang-undang.

"Sudahlah NU Fokus urus kadernya yang terlibat korupsi, rampok uang rakyat ataupun yang terbaru pemalsuan uang baik yang di pusat maupun di daerah-daerah," kata Slamet, Minggu (6/11).

Ia membantah Aksi 212 memperalat agama untuk kepentingan politik. Menurutnya, agama harus menjadi ruh politik agar politisi lurus dan baik.
Penulis :
Aditya Andreas