
Pantau - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto menolak isu perpanjangan masa jabatan presiden. Hal itu ia sampaikan saat bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin (30/1/2023).
"Jangan sampai legacy besar bapak terhambat oleh keinginan segelintir orang untuk isu perpanjangan, penundaan," kata Sunanto.
Dukung Pertama
Pria yang akrab disapa Cak Nanto itu berharap Jokowi tetap jadi bapak bangsa, bapak negarawan, sesuai dengan waktunya, sesuai dengan konstitusinya.
"Kalau ada konstitusinya, saya mendukung pertama," katanya.
"Tapi karena nggak ada konstitusinya, maka harapannya pergantian ini berjalan dengan secara demokratis, dengan suasana persaingan yang memang sehat sesuai dengan moto kami fastabiqul khairat," lanjutnya.
Minimalisir Polarisasi Politik
Cak Nanto mengaku ingin Pemilu 2024 berjalan harmonis. Kemudian bagaimana polarisasi politik atau politik identitas diminimalisir semaksimal mungkin.
"Karena pembangunannya rasanya akan lama dan akan menghambat pola komunikasi kita, pola komunikasi masyarakat dan sangat mengganggu kepemimpinan ke depan," katanya.
Isu perpanjangan masa jabatan presiden masih belum hilang sepenuhnya dari diskusi publik. Dulu pernah mengemuka karena diusulkan sejumlah tokoh teras seperti Bahlil Lahadalia, Cak Imin, Bambang Soesatyo, sampai La Nyalla Mattaliti.
Namun kemudian isu itu ditentang oleh sejumlah kalangan, dan redup kembali. Meskipun demikian, sampai saat ini belum benar-benar hilang.
"Jangan sampai legacy besar bapak terhambat oleh keinginan segelintir orang untuk isu perpanjangan, penundaan," kata Sunanto.
Dukung Pertama
Pria yang akrab disapa Cak Nanto itu berharap Jokowi tetap jadi bapak bangsa, bapak negarawan, sesuai dengan waktunya, sesuai dengan konstitusinya.
"Kalau ada konstitusinya, saya mendukung pertama," katanya.
"Tapi karena nggak ada konstitusinya, maka harapannya pergantian ini berjalan dengan secara demokratis, dengan suasana persaingan yang memang sehat sesuai dengan moto kami fastabiqul khairat," lanjutnya.
Minimalisir Polarisasi Politik
Cak Nanto mengaku ingin Pemilu 2024 berjalan harmonis. Kemudian bagaimana polarisasi politik atau politik identitas diminimalisir semaksimal mungkin.
"Karena pembangunannya rasanya akan lama dan akan menghambat pola komunikasi kita, pola komunikasi masyarakat dan sangat mengganggu kepemimpinan ke depan," katanya.
Isu perpanjangan masa jabatan presiden masih belum hilang sepenuhnya dari diskusi publik. Dulu pernah mengemuka karena diusulkan sejumlah tokoh teras seperti Bahlil Lahadalia, Cak Imin, Bambang Soesatyo, sampai La Nyalla Mattaliti.
Namun kemudian isu itu ditentang oleh sejumlah kalangan, dan redup kembali. Meskipun demikian, sampai saat ini belum benar-benar hilang.
#Muhammadiyah#Pemuda Muhammadiyah#Masa Jabatan Presiden#Pemilu 2024#Perpanjangan Masa Jabatan#Penundaan Pemilu
- Penulis :
- Syahrul Ansyari