
Pantau - Pemerintah menargetkan lelang pita frekuensi 2,6 GHz akan dilakukan pada akhir tahun 2025 untuk mempercepat pembangunan jaringan 5G di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyampaikan hal tersebut dalam acara FEKDI x IFSE 2025 yang digelar di Jakarta Pusat pada Kamis, 30 Oktober 2025.
"Mudah-mudahan untuk kejar akhir tahun ini, kita juga akan melakukan lelang dari 2,6 GHz untuk pembangunan 5G," ungkapnya.
Frekuensi Mid-Band untuk Perluas Akses Internet
Meutya menambahkan bahwa proses lelang ditargetkan selesai pada tahun 2026 agar pembangunan jaringan 5G dengan frekuensi ini bisa segera dirasakan masyarakat.
"Kalau lancar, (lelang frekuensi 2,6 GHz) tahun depan selesai dan pembangunannya juga sudah mulai dirasakan tahun depan," ia mengungkapkan.
Pita frekuensi radio 2,6 GHz merupakan salah satu spektrum mid-band yang unggul dari sisi kapasitas karena memiliki lebar pita (bandwidth) sebesar 190 MHz.
Dengan menggunakan mode Time Division Duplex (TDD), pita frekuensi ini memiliki ekosistem perangkat 4G dan 5G terbanyak kedua secara global.
Kemkomdigi menilai bahwa penambahan pita frekuensi sangat dibutuhkan untuk memberikan pengalaman internet yang lebih cepat dan stabil kepada masyarakat.
Konsolidasi Industri Telekomunikasi Dorong Pembangunan
Sebagai bagian dari kebijakan tersebut, Kemkomdigi akan menyiapkan pita frekuensi radio 2,6 GHz menyusul keberhasilan lelang pita 1,4 GHz yang telah diumumkan pemenangnya sebelumnya.
Lelang frekuensi ini juga diharapkan bisa mendukung layanan fixed wireless access agar akses internet rumah menjadi lebih luas dan terjangkau.
"Jadi tahun kedua dari (pemerintahan) Presiden Prabowo percepatan-percepatan itu akan dilakukan karena memang administrasi, paperwork, dan persiapan di tahun pertama itu sudah dilakukan dengan baik," kata Meutya.
Ia juga menyoroti adanya konsolidasi industri telekomunikasi yang terjadi dalam setahun terakhir, yang dinilai memperkuat kondisi industri nasional.
"Dulu kita punya empat operator keseluruhan, sekarang tinggal tiga, jadi ada konsolidasi industri yang terjadi dalam satu tahun terakhir," ujarnya.
Meutya berharap konsolidasi ini dapat mendorong partisipasi aktif dari sektor swasta dalam mempercepat pembangunan infrastruktur digital di Indonesia.
- Penulis :
- Arian Mesa









