
Pantau - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah menyusun aturan yang membatasi kepemilikan akun media sosial (medsos) bagi anak dan remaja. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap maraknya masalah yang muncul akibat akses tak terbatas yang dimiliki anak-anak ke dunia digital, sementara perlindungan terhadap mereka masih kurang memadai.
Menanggapi hal ini, Direktur Kebijakan Publik Meta Asia Tenggara, Rafael Frankel, menyatakan kesiapan perusahaannya untuk membahas rancangan aturan tersebut. Meta siap bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Komdigi, agar regulasi yang diterapkan dapat mengakomodasi berbagai kepentingan.
Rafael menambahkan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi contoh dalam penerapan aturan yang dapat menciptakan lingkungan online yang aman bagi anak dan remaja.
"Berbagai negara sudah menerapkan peraturan keselamatan online untuk anak dan remaja, dan Indonesia memiliki kesempatan besar untuk menetapkan standar yang baik. Tidak hanya untuk Asia Tenggara, tetapi juga untuk kawasan Asia Pasifik, bahkan secara global," ujarnya.
Baca Juga:
Menkomdigi Bakal Libatkan Pakar Tentukan Batas Usia Anak Bermedia Sosial
Dia menekankan bahwa hingga saat ini, belum ada negara yang bisa dianggap berhasil dalam hal ini, sehingga Indonesia berpeluang untuk memberikan contoh yang positif. Meta berharap dapat berkolaborasi dengan Komdigi, pemerintah, masyarakat sipil, serta orang tua untuk memastikan bahwa langkah yang diambil benar-benar mengedepankan keselamatan anak-anak di dunia maya.
Rafael juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam mengawasi aktivitas anak di media sosial. Hal ini sudah diimplementasikan oleh Meta jauh sebelum wacana aturan "Medsos Anak" muncul, melalui fitur Parental Supervision Tools di Instagram. Selain itu, Meta baru-baru ini meluncurkan akun khusus remaja (Teen Accounts) di Instagram, yang memiliki pengaturan ketat untuk menjaga keselamatan pengguna berusia 13 hingga 17 tahun.
"Kami sangat berharap agar langkah-langkah yang diambil dapat dijalankan dengan benar, karena kami tidak ingin ada kesalahan. Itulah sebabnya kami ingin berdiskusi dengan pemerintah agar peraturan ini benar-benar dapat meningkatkan pengalaman aman dan positif bagi remaja Indonesia dan menjadi contoh bagi kawasan lainnya," tambah Rafael.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah
- Editor :
- Firdha Riris