Pantau – Orang tua korban dari santri pondok pesantren (ponpes) berinisial DWW di Sragen, Jawa Tengah (Jateng) yang tewas diduga seniornya, mengaku menemukan beberapa luka lebam di wajah anaknya.
Ayah korban, Dwi Wito Waluyo menegaskan, DWW merupakan anak tunggal yang tengah menimba ilmu di Ponpes Modern Sragen. DWW diketahui merupakan warga Desa Katikan, Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Jatim).
Dwi menyebut, mengirim DWW untuk menimba ilmu di ponpes dengan harapan bisa jadi bekal hidup anaknya di masa depan. Sayangnya, harapan itu mendakak buyar saat pihak ponpes tiba-tiba datang ke rumah mengabarkan bahwa anaknya tewas.
Baca juga: Tragis! Santri Ponpes Tewas Dianiaya Seniornya di Sragen
“Awalnya Sabtu kemarin pimpinan datang ke rumah memberi kabar (anak meninggal) dan tanya si ananda punya bawaan penyakit apa,” kata Dwi kepada wartawan, Selasa (22/11/2022).
Dwi menuturkan, keluarga sangat terpukul atas kabar anak semata wayangnya tewas. Korban yang sudah semester akhir sudah tiga tahun menimba ilmu itu dikenal baik dan suka menolong temannya.
“Saya ketemu terakhir Jumat sehari sebelum kejadian. Anak ceria tidak ada apa-apa ketemu sendiri dengan teman-teman, biasa ngobrol kabar kasih makanan. Anaknya itu suka nolong orang,” terang Dwi.
Dwi menambahkan, ketika ia melihat jenazah anaknya di Pondok Modern Sragen, kondisinya ada luka lebam dan memerah.
Baca juga: 4 Santri Laki-laki Nekat Lompat dari Lantai 3 Saat Gempa Cianjur
“Saya lihat hanya merah-merah wajah lebam gosong,” ungkapnya.
Dwi mengatakan, pihak keluarga mendesak polisi menyelidiki kasus anaknya yang tewas diduga dianiaya seniornya. Dari pengakuan rekan korban, ia tidak boleh menolong saat anaknya jatuh saat dipukul.
“Harapan saya diusut siapa yang bertanggung jawab. Saat jatuh temannya tidak boleh menolong,” terang Dwi.