
Pantau.com - Iring-ringan mobil lapis baja bertuliskan Komando Operasi Khusus (Koopssus) di depan gang menuju markas FPI atau Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat, telah mencuri banyak perhatian. Tidak hanya itu, sejumlah aksi pencopotan baliho Habib Rizieq oleh lima orang berseragam juga menjadi perbincangan di media sosial.
Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin sangat menyayangkan aksi pencopotan baliho HRS yang dinilai sebagai unjuk kekuatan TNI terhadap rakyat sipil.
Baca juga: Iring-iringan Mobil Lapis Baja Milik TNI Patroli di Markas FPI Petamburan
Dia juga menyindir bahwa seharusnya TNI mengayomi rakyat dengan menjaga pertahanan negara. "Kami sangat sayangkan bentuk unjuk kekuatan terhadap rakyat sipil yang tak punya apa-apa, yang seharusnya TNI itu mengayomi rakyatnya. Karna penjaga pertahanan negara kedepan adalah TNI bersama rakyat dan itu bentuk keutuhan bangsa," kata Novel saat dihubungi Pantau.com, Jumat (20/11/2020).
Novel mengatakan, tindakan oknum TNI tersebut telah melukai hati rakyat serta membuat keresahan. Ia juga menyoroti tindakan tersebut merupakan potret buruk bangsa Indonesia di mata dunia.
"Sayang TNI telah menodai itu semua, melukai hati rakyat dan membuat resah dan gaduh. Menjadi potret buruk bagi bangsa ini dimata dunia internasional, betapa koyaknya persatuan antara rakyat dan TNI-nya sehingga menjadi sangat lemah pertahanan yang ada di negara kita dihadapan dunia."
Baca juga: TNI Show Force di Petamburan, Fadli Zon: Pusat Malah Bersaing dengan DKI
Lebih lanjut, Novel menanggapi iring-ringan mobil TNI di Petamburan. Ia mengatakan, bahwa apa yang disampaikan Habib Rizieq Shihab (HRS) dalam setiap ceramahnya merupakan kritik untuk membangun. Ia juga mengklaim apa yang disampaikan HRS adalah nilai-nilai Pancasila yang benar. "Apa yang disampaikan IB HRS itu realita sebagai kritik membangun, untuk TNI lebih kuat bersama rakyat, bukan bersama konglomerat," kata Novel.
"Jelas apa yang disampaikan IB HRS adalah nilai-nilai pancasila yang benar sesuai amanat pendiri bangsa dan juga para ulama, di mana sebelum ada TNI, Polri, dan NKRI, 350 tahun ulama yang berjuang melawan penjajah buka para cukong."
- Penulis :
- Noor Pratiwi