
Pantau.com - Amerika Serikat prihatin dengan upaya China mempengaruhi pemilihan presiden mendatang di Taiwan. Sementara itu China meningkatkan tekanan atas pulau berpemerintahan sendiri itu menjelang pemungutan suara pada Januari.
Brent Christensen, Duta Besar de fakto AS untuk Taiwan, mengatakan kepada wartawan Taipeh, upaya China menjadi keprihatinan buat Amerika Serikat.
Seperti diberitakan Reuters, Taiwan telah mencela China karena berusaha mencampuri proses demokrasinya sebelum pemilihan umum pada 11 Januari 2020 untuk memilih presiden dan anggota dewan legislatif, termasuk mengirim grup kapal induk untuk berlayar melalui Selat Taiwan pada Ahad.
Baca juga: China Tepis Laporan New York Times Soal Tawanan Pengungsi Muslim Uighur
Menteri pertahanan China pada Senin 18 November 2019 lalu sebelumnya mengatakan bahwa penyelesaian "masalah Taiwan" merupakan kepentingan nasional terbesar China, dan tidak ada kekuatan yang dapat mencegah "reunifikasi" China.
"Langkah pemisahan akan menemui kegagalan," kata Menteri Pertahanan Wei Fenghe saat pembukaan Forum Xiangshan di Beijing. Forum itu dirancang China sebagai tanggapan terhadap forum keamanan Shangri-La Dialogue di Singapura.
Ketegangan antara China dan Taiwan meningkat menjelang pemilihan presiden di Taiwan pada Januari. Taiwan merupakan masalah wilayah paling sensitif buat China.
Baca juga: Kadin Bentuk Tim Satgas Imbas Eskalasi Perang Dagang AS-China
China menganggap Taiwan sebagai wilayahnya, yang memisahkan diri dan akan ditempatkan di bawah pemerintahan Beijing, jika perlu dengan kekerasan. Sikap China itu merupakan pesan yang kembali ditegaskan oleh Presiden Xi Jinping awal tahun ini.
Pasukan Nasionalis yang menelan kekalahan kabur ke Taiwan pada 1949 pada akhir perang saudara dengan Komunis. Republik Rakyat China tidak pernah memerintah Taiwan, yang rakyatnya tak sudi dipimpin oleh Beijing -yang otokratis.
- Penulis :
- Lilis Varwati