Bamsoet Beberkan Penyebab Kader Partai Kerap Tersandung Kasus Korupsi

Selasa, 04 Desember 2018 22:19
Pantau.com - Ketua DPR Bambang Soesatyo membongkar penyebab kader partai politik kerap terjerat kasus korupsi. Politisi Golkar itu mengungkapkan salah satu sebabnya lantaran partai selalu memiliki banyak agenda seperti Musyawarah Nasional (Munas), Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), juga Rapat Kerja Nasional (Rakernas).
"Semua membutuhkan biaya dan sumber-sumber biaya itu biasanya dibebankan kepada kader-kader yang duduk di parlemen dan pemerintahan," kata Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo, dalam konferensi di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (4/12/2018).
Baca juga: KPK Geledah Dua Kantor di Jepara dan Purwakarta, Kasus Apa?
Jika para kader diminta membantu pembiayaan dalam jumlah besar, maka bukan tidak mungkin korupsi menjadi salah satu jalan untuk mencari dana, jelas Bamsoet. Sialnya hal tersebut menjadi dilema bagi kader partai. Karena jika tidak membantu pembiayaan tersebut akan ada sanksi partai.
Bamsoet menjelaskan, pendanaan partai politik bersumber dari tiga unsur. "Iuran anggota, sumbangan sukarela kader tanpa paksaan, tapi pada praktiknya kadang-kadang pakai tekanan. Dan terakhir dari negara, yaitu dari anggaran APBN sebesar 108 rupiah per suara (di parlemen). Ini jauh dari kecukupan partai," ucapnya.
Selain itu, Bamsoet juga menilai parpol berpotensi menjadi lahan bisnis baru bagi para pengusaha. Lantaran modal untuk mengikuti kontestasi pemilu dinilai bisa kembali hanya dalam beberapa tahun.
"Kita punya sistem pemilihan Bupati, Walikota, dan Gubernur langsung, ini memerlukan rekomendasi sebagai syarat seseorang maju dari parpol atau tidak. Ketika itu dibutuhkan, maka ini membutuhkan biaya. Tarifnya Bupati/Walikota paling murah Rp5 miliar, Gubernur ada juga Rp200 miliar, paling murah Rp50 miliar," paparnya.
Baca juga: KPK Klaim Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tumbuh Pesat
"Begitu menghadapi pilkada langsung udah balik modal. Karena partai berhak memberikan rekomendasi memberi kouta prasyarat daripada Bupati, Walikota, Gubernur," tambah Bamsoet.
Contoh sederhana lainnya, Bamsoet mengungkapkan tidak sedikit kader asli parpol tergusur kedudukannya di kursi parlemen karena kalah modal dengan kader baru dari pengusaha yang lebih memiliki modal dana.
"Jadi sulit kita mengharapkan kader partai yang asli didikan partai. Saya di Partai Golkar, mati-matian mendidik kader partai puluhan tahun. Tapi ketika berhadapan di publik dengan pesaing-pesaingnya di pilkada legislatif, dia keteteran dan kalah dengan pendatang baru yang dari kalangan ekonomi mapan, pengusaha- pengusaha mapan, artis, dan macem-macem, mereka kalah," ungkapnya.
Share :
Terpopuler
Jum'at, 22 Februari 2019 13:48
Pantau Video: Usai Tilang Truk Cabai, Begini Nasib Dua Oknum Polisi Sekarang
Jum'at, 22 Februari 2019 11:10
Saham Nike Anjlok, Setelah Sepatu Atlet Basket Robek Saat Pertandingan
Jum'at, 22 Februari 2019 17:45
Benarkah Sakit Kepala Hingga Pegal di Tengkuk Leher Belakang Gejala Hipertensi?
Jum'at, 22 Februari 2019 05:00
Bro, Banyak-banyakin Push-Up Deh! Ingat Penyakit
Jum'at, 22 Februari 2019 12:30
10 Negara Ini akan Dominasi Ekonomi Dunia, Indonesia Urutan 3 Salip China
terkini
Minggu, 24 Februari 2019 08:24
Prabowo Menangi Pilpres, Para Menteri Harus Siap Tandatangani Pakta Integritas
Minggu, 24 Februari 2019 07:20
Malam Munajat 212 Disebutkan Dipolitisisasi, Begini Tanggapan Bawaslu
Minggu, 24 Februari 2019 06:27
MotoGP 2019: Zarco Sebut KTM Masih Perlu Perbaikan Jika Ingin Saingi Yamaha
Minggu, 24 Februari 2019 03:15
Kacau, Istri Cantik Presiden Guatemala Diduga Lakukan Penipuan Cek Palsu
Minggu, 24 Februari 2019 00:10
System message!
Terima kasih telah memberikan komentar.System message!
Anda tidak dapat memberikan komentar. Mohon login/registrasi terlebih dahulu.System message!
Mohon maaf..Gagal mengirim komentar. Mohon coba kembali nantiKomentar :