Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Kamu Cuci Tangan Berapa Lama? Kata Dokter, 20-30 Detik Paling Baik

Oleh Lilis Varwati
SHARE   :

Kamu Cuci Tangan Berapa Lama? Kata Dokter, 20-30 Detik Paling Baik

Pantau.com - Musim pancaroba sering dikaitkan dengan berbagai penyakit. Untuk mencegah penyakit itu disarankan untuk rutin mencuci tangan.

"Cuci tangan dapat mencegah berbagai penyakit seperti tifoid, diare, flu, dan lain sebagainya khususnya saat musim pancaroba seperti sekarang ini," kata Dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Purwokerto Andreas, Selasa (10/12/2019).

Ia menambahkan, cuci tangan bisa dilakukan dengan menggunakan sabun dan air mengalir selama kurang lebih 20-30 detik atau bisa juga menggunakan cairan pembersih tangan.

Baca juga: Rutin Cuci Tangan Dapat Mencegah Penyakit Flu? Masa Sih?

"Kegiatan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sangat penting dilakukan terutama sebelum memulai makan dan juga sesudah dari toilet, kebiasaan buruk lupa cuci tangan sebelum makan bisa meningkatkan risiko terinfeksi penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun parasit," katanya.

Dia juga menambahkan bahwa selain cuci tangan, pencegahan berbagai penyakit saat musim pancaroba bisa dilakukan dengan makan bergizi, olah raga teratur dan tidur dengan cukup guna menjaga stamina tubuh.

Pasalnya, kondisi tubuh yang kurang prima ditambah kondisi cuaca saat musim pancaroba dikhawatirkan bisa meningkatkan risiko penyakit.

Sementara itu, Akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, dr. Yudhi Wibowo, M.PH juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai sejumlah penyakit saat musim pancaroba.

"Masyarakat perlu mewaspadai berbagai penyakit yang dikhawatirkan penyebarannya meningkat saat musim hujan. Misalkan penyakit DBD, diare hingga leptospirosis," katanya.

Baca juga: Tak Hanya Bersihkan Kotoran, Mencuci Tangan Juga Bisa Bersihkan Pikiran

Untuk itu, kata dia, dinas teknis terkait perlu meningkatkan upaya promotif dan preventif guna meningkatkan kesadaran masyarakat. "Dengan upaya promotif dan preventif yang intensif diharapkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta mencegah penyebaran penyakit akan terus meningkat, misalkan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masing-masing untuk mencegah DBD dan budayakan selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan untuk mencegah diare," katanya.

Sementara terkait penyakit leptospirosis, kata dia, pemerintah daerah perlu meningkatkan sosialisasi dan imbauan agar masyarakat selalu menjaga kebersihan lingkungan.

"Tujuannya agar masyarakat mewaspadai penyakit leptospirosis yang salah satunya disebarkan oleh kencing tikus, terutama saat ada genangan air atau kondisi banjir, masyarakat agar selalu gunakan alas kaki," katanya.

Penulis :
Lilis Varwati