Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Klaim Ekonomi RI 'Sakit', Rizal Ramli: Menteri Ekonomi Jokowi Sibuk Membantah

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Klaim Ekonomi RI 'Sakit', Rizal Ramli: Menteri Ekonomi Jokowi Sibuk Membantah

Pantau.com - Mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli mengatakan kondisi ekonomi Indonesia telah memasuki lampu merah. Anjloknya rupiah yang telah menyentuh angka Rp14.500 per dolar AS disebut Rizal menjadi tanda dari krisis ekonomi bangsa.

Namun Rizal menyayangkan sikap jajaran menteri yang membantah hal tersebut meski dirinya telah mengungkapkan persoalan krisis ekonomi sejak dua tahun lalu. 

"Menteri ekonomi Jokowi sibuk membantah. Padahal rupiah terus merosot, indeks saham anjlok. Rizal Ramli berkali katakan badan ekonomi Indonesia sedang labil. Kita sakit. Kita sebetulnya menjelang krisis, istilah sederhananya setengah lampu merah," kata Rizal saat menjadi pembicara didiskusi 'Ancaman Krisis Ekonomi' di Resto Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (1/8/2018). 

Baca juga: SBY Sebut Rakyat Miskin Capai 100 Juta, BPS: Bisa Tunjukkan Sumber Datanya?

Kondisi hari ini membuat Rizal Ramli ingat dengan peristiwa krisis ekonomi yang menyerang Indonesia pada tahun 1998. Ia bercerita, pada tahun 1996 dirinya memberitahu pemerintahan Soeharto ketika itu bahwa menjelang 1997 akan banyak terjadi ketidakpastian terhadap perkembangan ekonomi.

"Pada waktu itu kami dibantah oleh menteri keuangan pada waktu itu, oleh gubernur bank sentral, oleh analis dalam dan luar negeri yang mengatakan bahwa fundamental Indonesia sangat sehat," ucapnya. 

Setahun setelah itu, lanjut Rizal, peringatannya terbukti saat Indonesia terkena dampak dari krisis ekonomi Asia pada 1998. Hal itu yang dikhawatirkan Rizal kondisi itu bisa kembali terulang pada saat ini. 

Baca juga: Terdepresiasi 6 Persen, Ini Langkah BI Kerek Nilai Tukar Rupiah

Menurutnya, sederhana saja untuk melihat indikator krisisnya ekonomi Indonesia. 

"Satu utang swasta sudah sangat besar. Kedua, devisit berjalan Indonesia besar. Tiga, mata uang Indonesia overvalued delapan persen, sektor riil mandek, dan cara pemerintah Indonesia hadapi makro ekonomi sangat konservatif. Hanya mengandalkan pada pengetatan dan kontraksi pajak yang telah gagal disepuluh dunia," jelasnya. 

"Kita harus sungguh-sungguh lepaskan Indonesia dari potensi krisis. Agar tidak terjadi lagi seperti peristiwa dulu," pungkas Rizal. 

Penulis :
Nani Suherni