HOME  ⁄  Internasional

Mulai Brutal! Internal PBB Saja Diobok-obok Kasus Pelecehan Seksual

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Mulai Brutal! Internal PBB Saja Diobok-obok Kasus Pelecehan Seksual

Pantau.com - Berita mengejutkan datang dari PBB. Pelaporan soal pelecehan seksual menjadi sorotan selama beberapa tahun terakhir. Di mana, sepertiga anggota PBB telah melaporkan jika mendapatkan pelecehan secara seksual di tempat kerja selama dua tahun terakhir. 

Sementara jenis pelecehan yang paling umum dilaporkan adalah mengenai komentar seksual yang menyinggung, serta kata-kata yang menyerang tentang penampilan, tubuh atau kegiatan seksual. Sementara itu, pelanggaran seksual dengan sentuhan juga sangat masiv.

Baca juga: Warganya Divonis Mati, Kanada Minta Beijing Berikan Grasi

Dilansir dari RT, Rabu (16/1/2019), survei ini dilakukan oleh konsultan manajemen Deloitte dalam bentuk kuesioner online rahasia. Terlihat pula, dua pertiga pelaku pelecehan adalah laki-laki. Hanya sepertiga dari korban mengatakan mereka mengambil tindakan hukum setelah pelecehan. 

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menulis dalam surat kepada staf PBB bahwa statistik mengerikan itu memberikan bukti tentang apa yang perlu diubah untuk meningkatkan keamanan lingkungan kerja PBB.

Sementara dia mengklaim angka tinggi yang mengkhawatirkan mirip dengan organisasi lain, dia mengatakan PBB harus "memimpin dengan memberi contoh dan menetapkan standar.

Baca juga: China 'Skakmat' PM Kanada Justin Trudeau

Guterres telah bersumpah untuk menegakkan kebijakan pelecehan seksual tanpa toleransi, dan PBB meluncurkan saluran bantuan 24 jam pada Februari lalu untuk memfasilitasi pelaporan, tetapi organisasi tersebut telah mengalami beberapa kasus pelecehan yang mengganngu pada tahun lalu. Seperti, promosi yang diterima Jan Beagle menjadi kepala satuan tugas PBB tentang pelecehan seksual sementara dia sendiri sedang diselidiki karena pelanggaran yang sama.

Pada bulan Desember 2018, Kingston Rhodes, wakil jenderal PBB dan ketua Komisi Layanan Sipil Internasional, mengundurkan diri hanya dua minggu sebelum masa jabatannya berakhir ketika tuduhan menumpuk bahwa ia telah "menciptakan lingkungan yang tidak sehat" bagi wanita yang menolak hubungan seksual.

Penulis :
Widji Ananta