
Pantau.com - Tingkat ancaman keamanan nasional Selandia Baru telah diturunkan menjadi "menengah" setelah sebelumnya dinyatakan "tinggi" pascapenembakan massal di Christchurch pada 15 Maret, yang menewaskan 15 orang, kata kantor perdana menteri, Rabu.
"Sementara tingkat ancaman telah diperbarui menjadi medium, dan saat ini tidak ancaman khusus yang harus ditangani, masyarakat tetap akan melihat keberadaan para personel kepolisian di acara-acara umum, termasuk pada Hari ANZAC," kata Perdana Menteri Jacinda Ardern dalam pernyataan.
Baca juga: RUU Reformasi Selandia Baru, Polisi: Ribuan Senjata Diserahkan
Selandia Baru merayakan Hari ANZAC untuk menghormati para pejuang yang menjalankan tugas dan yang gugur di medan perang. Hari ANZAC, yang jatuh pada 25 April, juga diperingati di Australia.
Seperti diketahui, Parlemen Selandia Baru akhirnya mengubah Undang-Undang Senjata mereka pada hari Rabu 10 April 2019 waktu setempat. Tepat kurang dari sebulan setelah aksi teror terjadi di dua masjid Christchurch yang menewaskan 50 orang.
Baca juga: Selandia Baru Akhirnya Revisi UU Senjata Pasca Teror Christchurch
RUU reformasi senjata, yang disahkan dengan hasil suara 119-1 setelah pembacaan terakhir di Parlemen, kini harus menerima persetujuan Kerajaan dari Gubernur Jenderal sebelum diharapkan menjadi hukum pada hari Jumat (12 April 2019).
Warga Australia, Brenton Tarrant (28), seorang tersangka supremasi kulit putih, didakwa dengan 50 tuduhan pembunuhan setelah serangan terhadap dua masjid pada 15 Maret.
rn- Penulis :
- Widji Ananta










