Wapres JK: TNI-Polri Harus Operasi Besar-besaran di Papua

Jum'at, 07 Desember 2018 06:05
Pantau.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan jajaran TNI dan Polri harus melakukan operasi besar-besaran menyusul penembakan terhadap pekerja konstruksi di Kabupaten Nduga, Papua. Hal itu, menurut JK merupakan tragedi pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
"Supaya jangan dituduh kita yang melanggar HAM, padahal yang melanggar HAM itu siapa? Mereka (pelaku) kan yang melanggar HAM. Oleh karena itu maka untuk kasus ini ya polisi dan TNI harus operasi besar-besaran," kata Wapres Jusuf Kalla di Bandara Internasional Minangkabau, Padang, Sumatera Barat, Kamis (6/12/2018).
Baca juga: Pantau Sorot: 5 Kasus Penembakan di Tanah Papua yang Didalangi KKSB
"Karena ini jelas masalahnya mereka yang menembak, mereka yang melanggar HAM tentunya. Selama ini kan tentara dan polisi dianggap melanggar HAM (di sana)," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan jajaran TNI dan Polri untuk menangkap para pelaku penembakan dan pembunuhan terhadap pekerja proyek pembangunan di wilayah timur Indonesia itu.
Presiden mengatakan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal (Polisi) Ari Dono telah berada di Papua untuk menangani kejahatan yang menewaskan belasan pekerja tersebut.
Baca juga: TNI dan Polri Dikerahkan untuk Evakuasi Korban Penembakan KKB di Papua
"Saya tegaskan bahwa tidak ada tempat untuk kelompok-kelompok kriminal bersenjata seperti ini di tanah Papua, maupun di seluruh pelosok Tanah Air," kata Presiden.
Sebanyak 31 pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, diduga dibunuh kelompok bersenjata pada Minggu malam, 2 Desember 2018.
Polda Papua menduga sebanyak 24 orang dibunuh di hari pertama, delapan orang yang berusaha menyelamatkan diri di rumah anggota DPRD, tujuh di antaranya dijemput dan dibunuh kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan satu orang belum ditemukan.
Share :
Terpopuler
Minggu, 17 Februari 2019 09:00
Kritik Impor Pangan, Rizal Ramli: Mohon Maaf Pak Jokowi Anda Tidak Kredibel
Senin, 18 Februari 2019 07:05
Pengamat Transportasi Tak Sependapat dengan Prabowo Soal Pembangunan Infrastruktur
Minggu, 17 Februari 2019 23:39
Dari Gagal Paham hingga Unicorn, Ini Meme Unik Usai Debat Pilpres Kedua
Senin, 18 Februari 2019 15:15
Ups! Sri Mulyani Ikut Sebut Unicorn 'yang Online-online', Nyindir?
Senin, 18 Februari 2019 17:05
Disebut Sampaikan Data Keliru di Debat Kedua, Jokowi: Dari Kementerian, Bukan Karangan Saya!
terkini
Selasa, 19 Februari 2019 03:00
Meski Horor, Mimpi Meninggal Dunia Ternyata Punya Arti Baik
Selasa, 19 Februari 2019 02:05
Mau Sedekah Praktis? Pakai Go-Pay Tinggal Klik
Selasa, 19 Februari 2019 01:15
Sempat Ditandu, Kondisi Witan dan Samuel Tidak Serius
Selasa, 19 Februari 2019 00:05
KPK Rencanakan Jalin Kerja Sama dengan Pemerintah Australia
Senin, 18 Februari 2019 23:54
System message!
Terima kasih telah memberikan komentar.System message!
Anda tidak dapat memberikan komentar. Mohon login/registrasi terlebih dahulu.System message!
Mohon maaf..Gagal mengirim komentar. Mohon coba kembali nantiKomentar :