
Pantau – Salah satu entitas grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan penurunan pendapatan yang membuat laba bersihnya tergerus menjadi US$81,8 juta pada semester I-2023. Nilai tersebut setara Rp1,23 triliun mengacu pada kurs 15.107,5 per dolar AS.
Pencapaian itu melorot 51,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan itu terjadi menyusul penurunan pendapatan di semester I-2023.
Berdasarkan laporan keuangan BUMI yang dirilis Jumat (28/7/2023), BUMI mencatatkan pendapatan US$886,3 juta pada semester I-2023, turun 8,59 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Penurunan juga terjadi lantaran kondisi hujan deras yang terus menerus (La Nina)," kata Direktur & Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (28/7/2023).
Penurunan pendapatan BUMI pada semester I-2023, sambung dia, juga lantaran royalti dan harga batubara yang lebih rendah.
Jika dihitung secara konsolidasi, dengan memasukkan KPC, maka total pendapatan BUMI tercatat sebesar US$3,30 miliar pada semester I-2023, turun 13,3 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$3,81 miliar.
Sedangkan laba yang datribusikan kepada entitas induk alias laba bersih secara konsolidasian tercatat sebesar US$81,8 juta, turun 51,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Dileep mengungkapkan, untuk menekan penurunan kinerja, upaya terbaik telah dilakukan dengan mengendalikan biaya yang sebagian beasr disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar.
Dileep menambahkan, pada semester I-2023 total royalti yang dibayarkan secara konsolidasi besarnya mencapai US$1,03 miliar, dan ini setara dengan 31,2 persen pendapatan kotor yang sebesar US$3,30 miliar.
"Royalti meningkat 14 persen pada penjualan domestik dan hingga 28 persen pada ekspor, yang mulai berlaku 1 Januari 2022 di anak perusahaan KPC dan Arutmin," imbuhnya.
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin