
Pantau.com - Kementerian Keuangan mencatat mencatat defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) negara hingga akhir Agustus 2018 sebesar Rp150,7 triliun atau 1,02 persen terhadap PDB.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan angka tersebut lebih kecil dari tahun lalu sebesar 1,65 persen dari PDB. Jumlah tersebut dihitung dari akumulasi pendapatan sebesar Rp1.152,8 triliun sedangkan belanja negara sebesar Rp1.303, 5 triliun.
"Untuk defisit APBN total, tahun lalu defisit Rp224,9 triliun atau 1,65 persen dari GDP, sekarang defisit kita Rp150,7 triliun (turun) sekitar Rp74 triliun sendiri penurunan defisit. Atau dihitung dari GDP kita, hingga akhir Agustus 1,02 persen," ujarnya saat jumpa pers APBN Kita di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018).
Baca juga: Dihujani Kritik, Menteri Susi: Kapal Nyuri, Ya Tenggelamkan!
Dari data tersebut realisasi belanja dari target penerimaan pendapatan negara dan hibah yang ditetapkan pada APBN 2018 hingga Agustus 2018 ini sudah mencapai Rp1.152,8 triliun. Didukung komoditas migas. Jumlah tersebut tumbuh 60,8 persen dari periode yang sama tahun 2017.
Jumlah tersebut meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp802,2 triliun mencapai 55,2 dari pagu APBN dan tumbuh 15,3 persen sementara transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp501,3 triliun mencapai 65,4 persen atau tumbuh 0,3 persen.
"Realisasi belanja negara tersebut meliputi belanja perintah pusat sebesar Rp802,2 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp501,3 triliun. Pemerintah terus mendorong upaya perbaikan penyerapan pelaksanaan kinerja APBN," pungkasnya.
Baca juga: Kisruh Impor Beras , Siapa yang Butuh?
Selain itu, realisasi penerimaan perpajakan hingga akhir Agustus 2018 mencapai Rp907,5 triliun tumbuh 16,5 persen atau mencapai 56,1 persen dari target APBN.
Penerimaan tersebut terutama berasal dari Penerimaan Pajak yang tumbuh 16,5 persen dengan capaian 56,1 triliun. Penerimaan bea dan cukai tumbuh 16,7 persen sebesar Rp108,1 persen dan PNBP sebesar Rp240,3 triliun tumbuh 24,3 persen.
- Penulis :
- Nani Suherni