
Pantau – Harga emas batangan mencatatkan kenaikan tahunan tertinggi sejak 2010 alias 14 tahun terakhir. Lantas, berapa persen keuntungan pemilik aset logam mulia ini di 2024 dan bagaimana proyeksi harganya di 2025?
Emas membuktikan diri sebagai salah satu pilihan terbaik safe haven lantaran sukses meningkatkan nilainya ketika kondisi ekonomi tidak stabil. Lihat saja, sepanjang 2024, harga emas dunia yang bersimbol XAU di pasar Forex berhasil mencetak rekor demi rekor tertinggi sepanjang sejarah atau All Time High (ATH).
Data Refinitiv menunjukkan, harga emas di pasar spot mengakhiri perdagangan Selasa (31/12/2024) dengan penguatan harian 0,71 persen menjadi 2.623,81 dolar AS per troy ons.
Penutupan harga 2024 itu membawa harga emas melonjak 27,21 persen dalam setahun terakhir. Ini jelas menandai kenaikan tahunan paling luar biasa sejak 2010 atau 14 tahun terakhir.
Baca juga: RI Penghasil Emas Terbesar Ke-6 Dunia, Bullion Bank Pacu Pertumbuhan Bank Syariah
Kondisi itu terdongkrak oleh permintaan aset safe haven seperti emas yang meningkat di tengah ketidakpastian geopolitik dan pelonggaran kebijakan moneter.
Pada 31 Oktober 2024, harga emas juga telah mencetak rekor tertingginya di 2.790,15 dolar AS.
Penguatan Berlanjut di 2025
Para analis memperkirakan, faktor-faktor yang mendukung penguatan harga emas batangan pada 2024 bakal bertahan hingga 2025, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (1/1/2025). Meski begitu, mereka mengingatkan masih adanya potensi hambatan dari kebijakan Presiden AS Donald Trump yang dapat memicu inflasi dan memperlambat pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve.
"Emas berada dalam pasar bullish sekuler, tetapi arahnya tidak akan searah pada tahun 2025 seperti pada tahun 2024," kata Nicky Shiels, kepala metals strategi di MKS PAMP SA.
Baca juga: Harga Emas Diteropong Tembus Rp1,5 Juta per Gram Tahun Ini
Menurut dia, puncak ketakutan politik sudah berlalu menyusul kemenangan telak Trump. “(Sedangkan) tren pembelian Bank Sentral akan terus berlanjut pada kecepatan yang sama pada 2025, tetapi arus akan tetap lebih rahasia mengingat ancaman tarif Trump pada negara-negara yang dianggap aktif melakukan de-dolarisasi,” papar dia.
Sementara Tom Mulqueen, ahli strategi metals dari Citi Global Market mencontohkan, reli emas yang sempat terhenti pada November 2024 akibat euphoria Trump sehingga membuat dolar AS memanas.
Akan tetapi, emas batangan masih akan bullish pada 2025 mengikuti posisinya sebagai aset lindung nilai atau safe haven terhadap berbagai risiko, terutama geopolitik yang terjadi di berbagai negara.
"Kami pikir pasar emas sempat terhenti pasca pemilihan presiden AS, tetapi akan kembali menguat pada tahun 2025, didorong oleh kemerosotan lebih lanjut di pasar tenaga kerja AS, suku bunga yang masih tinggi membebani pertumbuhan, dan permintaan ETF yang lebih tinggi," imbuhnya.
Baca juga: Ada Emas dan Bitcoin, Diversifikasi Portofolio 2025 di Obligasi Jadi Kuno
- Penulis :
- Ahmad Munjin