Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Investor Asing Net Sell, Pasar Saham Tak Berkutik di Zona Merah

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Investor Asing Net Sell, Pasar Saham Tak Berkutik di Zona Merah
Foto: Layar perdagangan saham BEI Jakarta. (Antara/Sigid Kurniawan)

Pantau - Selama investor asing yang memiliki dana besar melakukan aksi jual bersih (net sell), pasar saham Indonesia diteropong masih berpotensi melemah ke depan. Salah satu pemicunya adalah sentimen negatif dari efisiensi anggaran.

Pasar saham diprediksi akan berbalik menguat apabila investor asing mulai melakukan aksi beli bersih (net buy).

Selama asing yang punya dana besar keluar dan tidak bersedia masuk lagi akan tetap berat, karena tidak ada investor institusi dalam negeri yang punya dana besar mau menjadi market maker.

Guru Besar Universitas Indonesia (UI) sekaligus pengamat pasar modal Budi Frensidy mengungkapkan peneropongannya itu seperti dikutip Antara di Jakarta, Senin (10/2/2025).

Baca juga: Kurs Rupiah dan Yield Obligasi Jadi Penentu Arah Pasar Saham

Ia menyatakan, koreksi terus-menerus yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebabkan karena investor semakin tidak berminat untuk menaruh dananya di pasar saham ataupun reksa dana.

"Investor semakin tidak berminat untuk menaruh dananya di saham atau reksa dana saham," kata Budi.

Di tengah koreksi pasar saham Indonesia saat ini, ia merekomendasikan para pelaku pasar untuk lebih selektif dalam memilih saham, diantaranya memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki komitmen untuk membagikan dividen yang besar.

"Harus semakin selektif dalam membeli saham, yaitu koleksi yang akan bagi dividen besar," ujarnya.

Baca juga: DeepSeek Guncang Pasar Saham AS, Nvidia Anjlok Drastis

Dalam kesempatan ini, Budi juga menyampaikan, efisiensi atau pemangkasan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah akan menurunkan aktivitas perekonomian ke depan.

Hal itu akan menyebabkan daya beli masyarakat melemah dan akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat, serta berpotensi meningkatkan pengangguran.

"Efisiensi atau pemangkasan anggaran menurunkan aktivitas ekonomi, sehingga purchasing power melemah dan pertumbuhan ekonomi juga melambat, dan pengangguran meningkat," tuturnya.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (10/2) pukul 13.35 WIB menunjukkan IHSG melemah 112,89 poin atau 0,67 persen ke posisi 6.629,67.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 777.511 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 9,71 miliar lembar saham senilai Rp6,04 triliun. Sebanyak 184 saham naik, 409 saham menurun, dan 195 saham tidak bergerak nilainya.

Baca juga: Faktor Global Diteropong Bikin Volatilitas Pasar Saham Berlanjut

Penulis :
Ahmad Munjin