Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Menakar Ruang Cuan 3 Saham BUMN di Bawah Danantara, Kamu Tergiur?

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Menakar Ruang Cuan 3 Saham BUMN di Bawah Danantara, Kamu Tergiur?
Foto: Layar perdagangan saham BEI Jakarta. (Pantau/Senaru)

Pantau – Sebanyak 3 saham BUMN di bawah Danantara mendapatkan rekomendasi beli. Ketiganya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan peringkat beli tersebut. “Target harga saham BMRI sebesar Rp5.900, BBNI Rp5.100, dan TLKM Rp3.680,” tulis analis BRI Danareksa Sekuritas, Erindra Krisnawan dan Kefas Sidauruk dalam risetnya dikutip di Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Pada perdagangan Rabu (26/2/2025) hingga pukul 14.42 WIB, saham BMRI bertengger di Rp4.890, BBNI Rp4.270, dan TLKM Rp2.500 per unit saham. Dari posisi tersebut, ruang cuan saham BMRI sebesar Rp1.010 atau 20,65 persen, BBNI sebesar Rp830 atau 19,43 persen, dan TLKM sebesar Rp1.180 atau 47,2 persen.

Danantara alias Daya Anagata Nusantara menjadi super holding untuk tujuh BUMN terbesar dan Indonesia Investment Authority (INA), termasuk BMRI, BBNI, dan TLKM.

Baca juga: Apakah Cuan BMRI Masih Unggul di Atas Rata-Rata Saham Bank?

Berdasarkan UU BUMN yang baru, dana dari dividen BUMN tersebut akan kembali diinvestasikan untuk meningkatkan nilai aset, bukan langsung masuk ke APBN. Pada 2024, dividen dari tujuh BUMN di bawah Danantara mencapai 5,2 miliar dolar AS atau 95 persen dari total dividen BUMN yang diterima pemerintah.

Alhasil, Danantara dan BUMN-BUMN yang terkait dapat beroperasi secara lebih fleksibel, memperluas pendanaan non-APBN, serta membangun kemitraan strategis untuk proyek-proyek besar.

Terlebih, menurut UU BUMN yang baru, kerugian investasi dari keputusan bisnis yang sehat tidak akan diklasifikasikan sebagai kerugian negara.

“Kami melihat pembentukan Danantara berpotensi sejalan dengan kepentingan investor, karena listed companies di bawah naungannya bakal mendapat manfaat dari peningkatan efisiensi, alokasi modal, dan disiplin keuangan yang lebih baik.” 

Baca juga: Segini Ruang Cuan Saham ISAT dan TLKM dengan Peringkat ‘Overweight’

Potensi Dividen Lebih Besar

Selain itu, potensi dividen bisa lebih kuat. BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan potensi kenaikan imbal hasil (yield) dividen untuk BMRI, BBNI, dan TLKM masing-masing menjadi 9,6 persen, 11,2 persen, dan 7,1 persen. Itu diandaikan jika rasio pembayaran dividen dinaikkan menjadi 80 persen.

Adapun proyeksi dasar yield dividen BMRI, BBNI, dan TLKM sebesar 7,2 persen, 7,7 persen, dan 6,9 persen.

“Dampak potensial lainnya adalah penyelesaian aset bermasalah bisa lebih cepat, yang dapat mengarah pada peningkatan kualitas aset bagi bank BUMN,” jelas Erindra.

Sementara Presiden Direktur CSA Institute, Aria Santoso mengungkapkan, penurunan IHSG belakangan ini, termasuk saham bank-bank besar, bukan akibat peluncuran Danantara, melainkan karena situasi perekonomian global.

Baca juga: Mengadu Nasib di Saham TLKM? Ini Target Harga Teknikal dan Fundamental

“Pelemahan IHSG berawal dari tahun lalu. Dana global mencari tempat yang menarik untuk investasi, yang masih mempertahankan suku bunga tinggi. Sedangkan Indonesia malah sempat menurunkan suku bunga satu kali. Emerging market jadi less attractive. Bukan karena sentimen Danantara,” timpal Aria.

Namun, dia dapat memahami jika sebagian pelaku pasar cenderung bersikap skeptis. Itu merupakan sifat alamiah investor.

“Rasa takut, khawatir, dan cemas berasal dari sesuatu yang kita tidak ketahui. Dari kekhawatiran itu secara jangka pendek membuat tekanan ke pasar. Tapi nanti ketika pelaksanaannya cukup baik dan dipahami lebih komprehensif, maka akan kembali lagi, ada inflow lagi ke pasar,” imbuhnya.

Baca juga: Siap 'Buyback' Saham, BBNI Rogoh Kocek Sebesar Rp905 M

Penulis :
Ahmad Munjin