billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

OJK dan BEI Sepakat Rem Short Selling, Buyback Tanpa RUPS Dikaji

Oleh Wulandari Pramesti
SHARE   :

OJK dan BEI Sepakat Rem Short Selling, Buyback Tanpa RUPS Dikaji
Foto: OJK dan BEI Sepakat Rem Short Selling, Buyback Tanpa RUPS Dikaji (dok. Antara)

Pantau - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar dialog dengan pelaku pasar modal pada Senin, 3 Maret 2025. 

Acara bertajuk “Soliditas dan Sinergi Pemangku Kepentingan Pasar Modal” ini membahas berbagai kebijakan terkait stabilitas dan pertumbuhan pasar modal Indonesia.

Berdasarkan hasil dialog tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengungkapkan dua keputusan utama yang diambil, yaitu penundaan implementasi short selling dan pengkajian opsi buyback saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Baca juga: OJK Tingkatkan Kompetensi Tim Penilai di Industri PVML

“OJK akan mengambil kebijakan awal untuk yang pertama adalah menunda implementasi kegiatan short sell. Selain hal tersebut, terdapat opsi kebijakan lain jika diperlukan, yaitu mengkaji buyback saham tanpa RUPS dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi nantinya,” ujar Inarno.

Inarno menambahkan, dalam pengambilan kebijakan tersebut tentu OJK berfokus pada tiga aspek utama yakni, stabilitas pasar, peningkatan likuiditas, dan perlindungan investor.

“Selain itu kami ingin juga menyampaikan pesan bahwa kami hadir mengamati dan juga berperan aktif dalam menjaga pasar modal Indonesia tetap stabil, transparan, dan juga berintegritas khususnya bagi investor lokal, retail, maupun institusional,” imbuhnya.

Baca juga: OJK: Industri Harus Secara Kolektif Tingkatkan Literasi Asuransi

IHSG Menguat Hampir 4 Persen

Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, 3 Maret 2025, berhasil ditutup menguat di level 6.519,65, naik 3,97 persen dari posisi pembukaan di 6.270,59.

Berdasarkan data statistik RTI Business, tercatat sebanyak 162 saham terkoreksi, 454 saham menguat, dan 180 saham stagnan.

Total volume perdagangan mencapai 20,98 miliar saham dengan frekuensi transaksi sebanyak 1,31 juta kali, serta nilai transaksi yang menembus Rp15,21 triliun. 

Baca juga: Bos OJK Sebut Bank Emas Diproyeksikan Jadi Primadona Industri Jasa Keuangan

Penulis :
Wulandari Pramesti